Begadang hingga Konsumsi Makanan dan Minuman Tinggi Gula Picu Masalah Liver
Indonesia menempati peringkat keempat di Asia Tenggara untuk angka kematian akibat penyakit liver. Hal itu dipengaruhi gaya hidup.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Begadang karena deadline, kopi berlebihan, makan tidak teratur, konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, bahkan melewatkan sarapan, jadi pola hidup sebagian generasi muda perkotaan.
Sering dianggap sepele, padahal kebiasaan tersebut membuat satu organ vital tubuh bekerja tanpa henti: liver.
Liver dikenal sebagai “mesin pembersih” tubuh. Organ ini menyaring racun, mengatur metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat, menyimpan energi cadangan dalam bentuk glikogen, sekaligus memproduksi enzim dan hormon penting bagi daya tahan tubuh.
Jika liver dipaksa bekerja terlalu keras akibat pola hidup tidak sehat, tubuh bisa memberi sinyal seperti mudah lelah, pemulihan lebih lambat setelah begadang, hingga sulit fokus. Sayangnya, gejala gangguan liver sering baru terasa saat kondisinya sudah serius.
Baca juga: Kena Penyakit Liver, Hotman Paris Bantah Drop karena Digigit Berang-berang: Terlalu Kerja Keras
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Imran Pambudi, menyebut Indonesia menempati peringkat keempat di Asia Tenggara untuk angka kematian akibat penyakit liver.
“Upaya penanggulangan hepatitis harus terus ditingkatkan, mengingat Indonesia bersama negara lain berkomitmen mencapai eliminasi hepatitis C pada 2030,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, baru-baru ini.
Selama ini penyakit liver identik dengan orang tua atau konsumsi alkohol.
Faktanya, gaya hidup modern—konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, kafein, makanan cepat saji, serta kurang tidur—juga berkontribusi besar pada kesehatan liver di usia muda.
Menurut para ahli, merawat liver sama pentingnya dengan menjaga jantung atau paru-paru. Caranya tidak rumit: menjaga pola makan seimbang, cukup tidur, olahraga teratur, serta mengurangi konsumsi kafein, alkohol, dan gula berlebih.
Penelitian International Journal of Molecular Sciences (2015) menunjukkan stres oksidatif berperan besar dalam kerusakan hati. Karena itu, asupan antioksidan dari sayur, buah, dan rempah penting untuk membantu detoksifikasi alami sekaligus melindungi sel liver dari kerusakan.
Kesadaran akan kesehatan liver kini mulai tumbuh seiring tren wellness yang semakin populer di kalangan anak muda.
Selain pola makan sehat, dukungan tambahan melalui suplemen atau produk praktis berbasis nutrisi juga semakin diminati.
Meski begitu, para ahli mengingatkan suplemen hanya bersifat pendukung. Kunci utama tetap ada pada konsistensi gaya hidup sehat.
Liver bekerja 24 jam tanpa henti.
Jika dijaga sejak dini, manfaatnya bukan hanya mencegah penyakit di masa depan, tapi juga menjaga energi, fokus, dan produktivitas sehari-hari.
50 Ucapan Hari Hepatitis Sedunia 2025 yang Penuh Makna, Cocok Dibagikan di Medsos |
![]() |
---|
20 Link Twibbon Hari Hepatitis Sedunia 2025, Lengkap dengan Cara Buat dan Bagikan ke Media Sosial |
![]() |
---|
Kenali Siapa Saja yang Perlu Tes Hepatitis Rutin dan Pentingnya Pemeriksaan Dini |
![]() |
---|
Cegah Komplikasi Hepatitis, Ini Waktu Terbaik Lakukan Deteksi Dini dan Vaksinasi |
![]() |
---|
Tema dan Logo Hari Hepatitis Sedunia 2025, Diperingati Setiap 28 Juli |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.