Kapan Anak Dikatakan Anemia? Berikut Penjelasan Dokter
Anemia defisiensi besi sering kali dianggap sepele. Padahal dampaknya bisa menentukan masa depan seorang anak.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Willem Jonata
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JOGJAKARTA - Kapan anak dikatakan anemia? Berikut penjelasan
dokter spesialis anak, dr. Devie Kristiani Sp.A.
Anemia merupakan penyakit dengan kondisi ketika tubuh mengalami kekurangan sel darah merah yang sehat, atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik.
Anemia defisiensi besi sering kali dianggap sepele. Padahal dampaknya bisa menentukan masa depan seorang anak.
Baca juga: Menteri PPPA Minta Para Orang Tua Memperhatikan Pemenuhan Gizi Anak untuk Cegah Anemia
Secara fisik, anak-anak yang mengalami anemia sulit dideteksi.
Namun jika ada menemui anak-anak letih, lesu, lemah itu bisa jadi tanda mengarah anemia.
Selanjutnya ada pertumbuhan anak yang melambat lantaran pembentukan otot anak dipengaruhi oleh zat besi.
"Kalau melihat anak sering tidur, lemas dan lambat jika merespons sesuatu itu curiga bisa anemia," kata dia dalam sesi talkshow 71 tahun SGM Menutrisi Indonesia di Yogyakarta, Rabu (27/8/2025).
Hal lainnya adalah telapak tangan anak pucat. Sayangnya, jika melihat telapak tangan anak pucat maka itu kondisi anemia tahap lanjut.
Lebih lanjut Devie menjelaskan, anemia pada anak bisa ditegakkan dengan skrining anemia.
"Seseorang anak dikatakan anemia jika hemoglobin atau HB-nya menyentuh angka 11," tutur dr Devie.
Dampak Anemia
Kondisi akibat kekurangan zat besi ini banyak dialami oleh anak Indonesia.
Anemia dapat mempengaruhi perkembangan kognitif dan kemampuan berpikir anak.
Zat besi berperan dalam pembentukan neurotransmitter penting di otak yang memengaruhi konsentrasi, daya ingat, dan semangat belajar.
Anak yang berisiko kekurangan zat besi juga memiliki kemampuan psikomotor yang lebih rendah sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar anak di sekolah.
Pencegahan sejak dini mulai dari kehamilan, pola makan kaya zat besi dan vitamin C, hingga pemeriksaan berkala melalui deteksi dini dengan alat skrining dan monitoring asupan zat besi adalah investasi terbaik.
Polisi Gagalkan Perdagangan Anak di Bekasi: Korban Dijanjikan Kerja di Malaysia, Gaji Rp30 Juta |
![]() |
---|
Pimpinan Komisi X DPR Kecam Kekerasan Anak Polisi terhadap Guru di Sinjai |
![]() |
---|
Lulusan SMA Jadi Dokter Gadungan di Bantul DIY: Beli Alat di Apotek, Tipu Pasien Rp500 Juta |
![]() |
---|
Dapa, Bocah asal Bandung Selamatkan Wanita dari Percobaan Bunuh Diri di Rel |
![]() |
---|
Penanganan Kasus Anak Cacingan di Bengkulu, Pemerintah Beri Bantuan Nutrisi hingga Renovasi Rumah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.