Menteri PPPA Minta Para Orang Tua Memperhatikan Pemenuhan Gizi Anak untuk Cegah Anemia
Arifah Fauzi minta para orang tua memperhatikan pemenuhan gizi anak, khususnya kecukupan konsumsi makanan yang mengandung zat besi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi minta para orang tua memperhatikan pemenuhan gizi anak, khususnya kecukupan konsumsi makanan yang mengandung zat besi untuk mencegah Anemia Defisiensi Besi (ADB).
Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah jenis anemia yang paling umum terjadi di seluruh dunia, terutama di negara berkembang seperti Indonesia.
Baca juga: Angka Kelahiran Prematur Masih Tinggi, POGI Soroti Anemia, TBC hingga Obesitas pada Ibu Hamil
Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia 2023 oleh Kementerian Kesehatan, sebanyak 23,08 persen anak usia 0-4 tahun mengalami anemia.
"Angka ini mengindikasikan situasi darurat karena World Health Organization (WHO) menetapkan prevalensi di atas 20% sudah termasuk kategori masalah kesehatan masyarakat yang kronis," kata Arifah melalui keterangan tertulis, Minggu (10/8/2025).
"Angka tersebut bukan hanya sekadar data statistik, melainkan gambaran nyata dari situasi genting yang mengancam masa depan anak-anak kita," tambahnya.
Arifah menjelaskan potensi kekurangan zat besi pada anak mulai terjadi pada usia 6 bulan.
Hal ini membawa dampak jangka panjang terhadap perkembangan otak.
Kemen PPPA mendorong kolaborasi untuk merumuskan strategi mengatasi anemia pada anak, mulai dari edukasi, penguatan layanan kesehatan, hingga dukungan akses makanan bergizi dan penambahan vitamin yang mengandung zat besi.
"Kolaborasi lintas sektor seperti ini sangat penting, terutama dalam menjangkau lapisan masyarakat paling dasar," katanya.
Salah satu dampak dari kekurangan gizi mikro akibat pola konsumsi masyarakat yang tidak sehat dan tidak memenuhi prinsip gizi seimbang.
Mengenal Anemia Defisiensi Besi
Anemia Defisiensi Besi, kondisi ketika tubuh kekurangan zat besi, sehingga tidak mampu memproduksi hemoglobin (Hb) dalam jumlah cukup.
Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Tanpa cukup hemoglobin, tubuh akan kekurangan oksigen, menyebabkan berbagai gejala fisik dan kognitif.
Gejala Umum
- Tubuh mudah lelah dan lemas
- Wajah pucat
- Sesak napas ringan
- Detak jantung cepat
- Sulit berkonsentrasi
- Mudah terkena infeksi
- Gangguan emosi (mudah marah, stres, menangis)
Balita dan anak sekolah sangat rentan mengalami ADB karena pertumbuhan cepat dan pola makan yang kurang seimbang.
Kekurangan zat besi pada anak bisa menurunkan IQ hingga 60%, memengaruhi perkembangan otak dan emosi.
Bayi Pucat, Rewel, Cepat Lelah Bisa Jadi Gejala Anemia Defisiensi Besi |
![]() |
---|
Kapan Anak Dikatakan Anemia? Berikut Penjelasan Dokter |
![]() |
---|
IDAI: Anak Batuk dan Pilek Ringan Tanpa Demam Bisa Diimunisasi |
![]() |
---|
Balita Meninggal di Sukabumi Akibat Cacingan, Menteri PPPA: Sangat Memilukan Penderitaannya |
![]() |
---|
Menteri PPPA Akui Banyak Desakan Publik Agar Roblox Diblokir karena Bahaya untuk Anak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.