Senin, 29 September 2025

Bukan Lagi Penyakit Orang Tua! Diabetes Incar Usia 20–30 Tahun, Ini Faktanya

Ada beberapa kasus terbaru, pasien usia muda terdiagnosis diabetes tanpa gejala dan baru diketahui setelah mengalami komplikasi.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
khaberni/tangkap layar
PENYEBAB DIABETES - Gambar tangkap layar Khaberni, Minggu (3/8/2025), yang menunjukkan penderita diabetes menggunakan insulin. Para ilmuan dari Australia dilaporkan menemukan penyebab tak terduga dari penyakit dibaetes Tipe 2. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Selama ini, diabetes kerap dianggap penyakit yang identik dengan usia lanjut. 

Namun, tren tersebut mulai bergeser. Kini, penderita diabetes semakin banyak ditemukan pada kelompok usia di bawah 40 tahun, bahkan di awal usia 30-an.

Fenomena ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Eka Hospital Permata Hijau dr. Pandu Tridana Sakti, Sp. PD, AIFO-K.

Baca juga: Ilmuan Australia Temukan Penyebab Mengejutkan Diabetes Tipe 2

Ia mengungkapkan bahwa dalam beberapa kasus terbaru, pasien usia muda terdiagnosis diabetes tanpa gejala dan baru diketahui setelah mengalami komplikasi.

Eka Hospital melalui pusat layanan Diabetes Connection Care mencatat, dari Desember 2020 hingga Juni 2025, ada 691 pasien diabetes berusia di bawah 40 tahun yang datang berobat. 

Rata-rata usia pasien berada di kisaran 20 hingga 40 tahun.

Dari jumlah tersebut, 84 persen mengalami obesitas, 73 persen memiliki kadar kolesterol tinggi (dyslipidemia), dan 39 persen menderita hipertensi. 

Data ini memperkuat dugaan bahwa obesitas, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama.

Selain itu, pola makan tinggi lemak, konsumsi gula berlebihan, kurang olahraga, serta faktor genetik juga berperan besar. 

Risiko semakin tinggi bila salah satu atau kedua orang tua menderita diabetes, terutama jika terdiagnosis di usia muda.

Mekanisme yang Terjadi di Tubuh

Diabetes pada usia muda umumnya disebabkan oleh resistensi insulin. 

Dalam kondisi ini, jumlah hormon insulin tetap ada, tetapi tidak efektif membuka “pintu” sel untuk memasukkan gula darah. 

Akibatnya, gula menumpuk di pembuluh darah dan merusak organ.

"Analoginya, insulin adalah kunci dan sel tubuh adalah ruangan. Pada diabetes, lubang kunci (reseptor) berubah bentuk sehingga pintu tak bisa dibuka, meski kuncinya tersedia" ungkapnya pada diskusi media di Jakarta, Kamis (14/8/2025). 

Gejala yang Perlu Diwaspadai

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan