Senin, 6 Oktober 2025

Kesehatan

Mengenal Kejang Demam pada Anak: Penyebab, Gejala hingga Penanganannya

Kejang demam merupakan salah satu kondisi medis yang sering membuat orang tua panik, berikut penyebab, gejala, hingga penanganannya.

Penulis: Lanny Latifah
Freepik
ILUSTRASI KEJANG DEMAM - Ilustrasi kejang demam diambil dari Freepik pada Senin (11/8/2025). Kejang demam atau yang dikenal dengan 'step' pada anak adalah kejang yang terjadi akibat kenaikan suhu tubuh atau demam yang tinggi, berikut penyebab, gejala, hingga penanganannya. 

TRIBUNNEWS.COM - Kejang demam merupakan salah satu kondisi medis yang sering membuat orang tua panik.

Meski terlihat mengkhawatirkan, kejang demam pada anak bisa ditangani dengan tepat.

Rahadiyan Asmaraningrum, seorang tenaga kesehatan di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten menjelaskan bahwa kejang demam atau yang dikenal dengan 'step' pada anak adalah kejang yang terjadi akibat kenaikan suhu tubuh atau demam yang tinggi.

Kondisi ini biasanya terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun.

Kondisi tersebut umum dialami bayi dan balita, tetapi berbahaya bila tidak segera ditangani.

Lantas, apa itu Kejang Demam?

Pengertian Kejang Demam

Melansir IDAI, kejang demam yakni bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38° Celcius) yang disebabkan  oleh suatu proses ekstrakranium.

Kejang demam terjadi pada 2-4 persen anak berumur 6 bulan–5 tahun.

Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian  kejang demam kembali tidak termasuk dalam kejang demam.

Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam.

Baca juga: Orangtua Harus Lakukan Ini ketika Anak Mengalami Kejang Demam

Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain misalnya infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam.

Melansir rsupsoeradji.id, artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai kejang demam pada anak, mulai dari penyebab, gejala, hingga penanganannya.

Penyebab Kejang Demam

Berikut adalah penyebab kejang demam yakni :

  1.  Infeksi virus atau bakteri : Demam tinggi akibat infeksi virus atau bakteri adalah penyebab utama kejang demam.
  2. Reaksi vaksinasi : Pada beberapa kasus kejang demam bisa terjadi setelah anak menerima vaksinasi, meskipun jarang.
  3. Kenaikan suhu tubuh yang cepat : Otak anak belum sepenuhnya matang untuk mengendalikan suhu tubuh dengan baik sehingga kenaikan suhu yang cepat dapat memicu kejang.
  4. Riwayat keluarga yang pernah mengalami kejang demam : Faktor genetik juga berperan, anak dengan orang tua atau saudara kandung yang pernah mengalami kejang demam memiliki risiko lebih tinggi.

Jenis Kejang Demam

Kejang demam dibagi menjadi dua, sebagai berikut:

1. Kejang Demam Sederhana (Simple Febrile Seizure)

  • Umumnya berlangsung kurang dari 15 menit
  • Menyerang seluruh tubuh
  • Tidak berulang dalam 24 jam
  • Tidak menimbulkan komplikasi jangka panjang

2. Kejang Demam Kompleks (Complex Febrile Seizure)

  • Berlangsung lebih dari 15 menit
  • Terjadi berulang dalam 24 jam
  • Menyerang satu sisi tubuh
  • Perlu evaluasi lebih lanjut oleh dokter

Baca juga: Dokter Jelaskan Penyebab Mual Hingga Muntah pada Pasien Demam Berdarah

Gejala Kejang Demam

Gejala kejang demam pada anak dapat muncul secara tiba-tiba. Berikut ciri-ciri umumnya:

  1. Kenaikan suhu tubuh secara drastis hingga lebih dari 38° Celcius.
  2. Berkeringat secara berlebihan.
  3. Tangan dan kaki gemetar, serta mengalami kejang.
  4. Buang air kecil tiba-tiba dan bola mata berputar ke atas.
  5. Tidak merespon komunikasi, seperti tidak menjawab saat diajak bicara.
  6. Pingsan atau kehilangan kesadaran, terutama setelah kejang.

Jika kejang berlangsung lebih dari 15 menit, terjadi berulang dalam 24 jam, atau hanya pada salah satu sisi tubuh, maka kondisi ini termasuk kejang demam kompleks, yang memerlukan penanganan medis segera.

Penanganan Kejang Demam

Jika anak mengalami kejang demam, berikut langkah penanganan yang dapat dilakukan:

  1. Tetap tenang dan jangan panik.
  2. Letakkan anak di tempat yang datar, luas dan bebas, sehingga anak tidak akan terbentur atau tertimpa benda tertentu saat mengalami kejang. Segera singkirkan benda yang berbahaya di sekitarnya.
  3. Baringkan dalam posisi miring agar anak tidak tersedak oleh air liur atau muntahan.
  4. Longgarkan pakaian terutama pada bagian leher.
  5. Jangan menahan gerakan kejang anak karena akan membuat anak tidak nyaman dan memicu patah tulang. Catat berapa lama anak mengalami kejang dan pantau terus agar posisi bayi selama kejang tetap aman. Jika memungkinkan anda dapat merekam kejadian kejang demam, untuk ditunjukkan kepada dokter seperti apa kejang demam yang dialami anak.
  6. Tidak memasukkan apapun ke dalam mulut anak saat kejang, termasuk obat atau air. Hal ini akan memicu anak tersedak.
  7. Jika ada, berikan Diazepam sub per Rectal 5 mg untuk anak dengan berat badan dibawah 10 kg dan 10 mg untuk anak dengan berat badan lebih dari 10 kg.
  8. Setelah kejang berhenti, segera bawa anak ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat, terutama jika ini adalah kejadian pertama.
  9. Segera panggil ambulan atau bawa ke IGD jika kejang terjadi lebih dari 5 menit, terutama jika anak mulai terlihat mengalami kesulitan bernapas atau wajah yang memucat atau membiru.

(Tribunnews.com/Latifah)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved