Flu Singapura Bukan Penyakit Flu yang Biasa Dikenal Masyarakat, Ini Penjelasannya
Istilah "flu Singapura" muncul karena penyakit ini pertama kali teridentifikasi di Singapura pada tahun 1970.
Anak lain yang menyentuh benda tersebut tanpa mencuci tangan dapat tertular saat makan atau menyentuh wajah.
Penularan juga bisa terjadi melalui droplet ketika orang yang terinfeksi berbicara, batuk, atau bersin.
Oleh karena itu, isolasi mandiri selama minimal tujuh hari sejak timbulnya gejala sangat disarankan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
“Pada mereka yang sedang terinfeksi sebaiknya memang dilakukan isolasi atau tidak bertemu dengan anak yang lainnya, sampai dengan hari ke-7 dari pertama kali terjadi infeksi,” tegasnya.
Sebagai langkah pencegahan, dr. Fatimah mengimbau masyarakat untuk membiasakan cuci tangan pakai sabun, menghindari berbagi alat makan, serta menjauhkan anak yang sedang sakit dari aktivitas bersama anak lain.
Meski sebagian besar kasus HFMD bersifat ringan dan dapat sembuh sendiri dalam beberapa hari, perhatian ekstra tetap dibutuhkan karena risiko komplikasi.
Terutama jika anak mengalami dehidrasi akibat sulit makan dan minum karena sariawan parah di mulut.
Dengan edukasi yang tepat dan tindakan preventif, wabah flu Singapura bisa dicegah sejak dini, tanpa menimbulkan kepanikan yang berlebihan.
Kenali Tanda Saat Anak Kena Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut, Ini Cara Menanganinya |
![]() |
---|
Sama-Sama Muncul Lesi, Ini Perbedaan Flu Singapura dengan Cacar Air |
![]() |
---|
Tips Rawat Anak yang Terkena Flu Singapura di Rumah |
![]() |
---|
Saat Anak Terkena Flu Singapura, Butuh Berapa Lama untuk Sembuh? Ini Kata Dokter |
![]() |
---|
Ketahui Kapan Seharusnya Membawa Anak ke RS Saat Terinfeksi Flu Singapura |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.