Senin, 6 Oktober 2025

Dikenal Sebagai Penyakit Silent Killer, Kenali Gejala hingga Penanganan Hipertensi

Hipertensi dikenal sebagai "silent killer" karena sering tanpa gejala, berikut gejala, penyebab, hingga penanganan Hipertensi.

Freepik
ILUSTRASI CEK TENSI - Gambar diunduh dari Freepik pada Jumat (1/8/2025). Hipertensi dikenal sebagai "silent killer" karena sering tanpa gejala. Berikut gejala, penyebab, dan penanganan tekanan darah tinggi sebelum timbul komplikasi serius. 

Terdapat berbagai faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami hipertensi, seperti:

  • Faktor genetik
  • Usia lanjut
  • Obesitas
  • Konsumsi makanan tinggi garam
  • Kurangnya aktivitas fisik (sedentary lifestyle)
  • Merokok
  • Konsumsi alkohol berlebihan

Baca juga: Banyak yang Salah Kaprah, Obat Darah Tinggi Justru Kurangi Risiko Gangguan Irama Jantung

Penanganan Hipertensi

Penanganan hipertensi bertujuan untuk mengontrol tekanan darah sekaligus mencegah kerusakan pada organ penting seperti ginjal, jantung dan otak.

Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama, tanpa deteksi dini dan tanpa penanganan yang optimal, dapat secara signifikan meningkatkan risiko kerusakan pada organ target.

Penanganan hipertensi dapat dilakukan melalui modifikasi gaya hidup serta penggunaan obat-obatan antihipertensi.

Penggunaan obat biasanya dimulai apabila tekanan darah tetap di atas 140/90 mmHg, meskipun pasien telah menjalani perubahan gaya hidup selama 3–6 bulan.

Namun, obat dapat diberikan lebih awal jika pasien memiliki risiko kardiovaskular yang tinggi.

Penyakit kardiovaskular (PKV) merupakan kelompok penyakit yang menyerang jantung dan pembuluh darah, dan dikenal sebagai penyebab kematian utama di seluruh dunia.

Pengobatan hipertensi dimulai dengan obat tunggal atau kombinasi obat yang cocok, tergantung pada tingkat keparahan dan respon penderita terhadap obat. 

Setiap jenis obat antihipertensi memiliki mekanisme kerja yang berbeda dalam membantu menurunkan tekanan darah.

Dokter akan menentukan jenis dan dosis obat berdasarkan kondisi individu, riwayat kesehatan, serta kemungkinan efek samping.

(Tribunnews.com/Latifah)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved