Rabu, 1 Oktober 2025

Pembesaran Prostat Membayangi Pria Paruh Baya, Sering Dianggap Normal karena Faktor Usia

Pembesaran prostat jika tidak ditangani dengan tepat, bisa berdampak serius pada kesehatan ginjal.

Freepik.com
ILUSTRASI. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kesadaran tentang kesehatan prostat di Indonesia masih rendah.

Bahkan banyak pasien tidak menyadari ada pembesaran prostat, karena gejalanya dianggap normal.

Padahal saat tidak ditangani dengan tepat, pembesaran prostat bisa mengganggu kualitas hidup seseorang seperti gangguan fungsi seksual.

Hal itu disampaikan ahli urologi dr. Nugroho Purnomo, Sp.U, Subsp. Onk (K) saat ditemui di Jakarta Utara.

"Prostat itu organ reproduksi yang harus dijaga dengan harapan lebih sadar dan mau memeriksakan," ungkap dr. Nugroho.

Ia menerangkan, pembesaran prostat sering dialami pria usia 50 tahun ke atas.

Gejalanya berupa sering buang air kecil di malam hari, anyang-anyangan, pancaran urine melemah, dan rasa tidak tuntas setelah berkemih.

Baca juga: Kanker Prostat: 10 Detik yang Menyelamatkan Nyawa

Sebagian besar pasien menganggap hal tersebut normal karena usia.

Pembesaran prostat juga bisa berdampak serius pada kesehatan ginjal.

Diketahui, prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran kemih (uretra).

Kelenjar prostat berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang menyuburkan dan melindungi sperma.

Mengingat gangguan prostat ini membayangi pria, maka tindakan penanganan yang bisa dilakukan salah satunya dengan terapi rezum, prosedur minimal invasif, tanpa pembedahan besar.

Penanganan hanya berlangsung sekitar 10–15 menit dengan memanfaatkan energi termal dari uap air panas yang disuntikkan ke jaringan prostat yang membesar.

Uap tersebut akan mengecilkan jaringan berlebih secara selektif dan aman, tanpa merusak struktur sekitarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved