Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di Jakarta Resmi Dimulai, Targetnya Nol Kematian
Melalui pemantauan aktif vaksinasi pemerintah berharap dapat membangun pondasi lebih kuat lagi saat mengurangi beban penyakit dengue itu di masa depan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyakit dengue masih menjadi momok kesehatan serius bagi masyarakat Indonesia. Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia hingga 22 September 2025 terdapat 115.138 kasus dengue secara nasional dengan 479 kematian.
Baca juga: Waspada Dengue Shock Syndrome saat Anak DBD, Berikut Saran Mencegahnya dari Dokter
Lebih dari separuh kasus, tepatnya 57 persen terjadi di pulau Jawa yang padat penduduk. Kondisi ini menandakan bahwa dengue bukan lagi penyakit musiman, melainkan ancaman kesehatan sepanjang tahun.
Kota-kota besar dengan mobilitas tinggi seperti Jakarta bahkan mencatat ribuan kasus setiap tahunnya. Tahun ini, DKI Jakarta melaporkan 7.274 kasus dengue dengan 12 kematian hingga September.
Fenomena meningkatnya kasus dengue bukan hanya terjadi di Indonesia. Laporan WHO menunjukkan jumlah kasus dengue yang dilaporkan meningkat drastis dari 505 ribu pada tahun 2000 menjadi 14,6 juta kasus pada 2024.
Bahkan, sekitar 5,6 miliar orang di dunia kini diperkirakan berisiko terinfeksi dengue dan arbovirus lainnya. Selama puluhan tahun, pengendalian dengue di Indonesia berfokus pada pemberantasan nyamuk.
Mulai dari fogging, penggunaan larvasida, hingga gerakan masyarakat seperti 3M Plus dan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J). Belakangan, pendekatan berbasis teknologi juga diperkenalkan, misalnya implementasi nyamuk Wolbachia untuk menekan penyebaran virus.
Namun, meski berbagai upaya dilakukan, angka kesakitan dan kematian akibat dengue masih tinggi. Kondisi ini membuat pemerintah, akademisi, dan sektor swasta mencari strategi berlapis agar perlindungan masyarakat lebih kuat.
Dalam acara Peresmian Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di Jakarta Selatan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta yang diwakili oleh dr. Ovi Norfiana menekankan pentingnya pendekatan inovatif.
“Dengue adalah tantangan kesehatan yang terus kita hadapi setiap tahun dengan dampak signifikan bagi masyarakat Jakarta. Tahun ini, sampai dengan tanggal 22 September saja, DKI Jakarta mencatat jumlah kasus dengue sebanyak 7.274 kasus dengan 12 kematian,” ujarnya dalam Konferensi Pers Peresmian Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue DKI Jakarta di Jakarta Selatan, Senin (29/9/2025).
Selain pengendalian vektor, kini diperkenalkan pula pemantauan aktif vaksinasi dengue. Program ini diinisiasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) bersama Dinkes Provinsi DKI Jakarta dengan dukungan Takeda.
Uji coba dilakukan di sekolah-sekolah dasar di wilayah Jakarta Selatan, lalu diperluas ke Palembang dan Banjarmasin. Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, SpA(K), Guru Besar FKUI mengingatkan bahwa dengue bisa menyerang siapa saja, kapan saja.
Baca juga: Peringatan ASEAN Dengue Day 2025, Perkuat Komitmen Capai Target Nol Kematian Akibat DBD pada 2030
“Dengue adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, dimana seseorang tinggal, maupun gaya hidup; dan bukan hanya saat musim hujan, tetapi juga mengancam sepanjang tahun. Itulah sebabnya masyarakat perlu selalu waspada, karena setiap keluarga berisiko terpapar,” jelasnya.
Melalui pemantauan aktif vaksinasi pemerintah berharap dapat membangun pondasi lebih kuat dalam mengurangi beban dengue di masa depan. Vaksinasi tidak berdiri sendiri, melainkan melengkapi upaya pengendalian nyamuk dan edukasi masyarakat yang sudah berjalan.
Komitmen untuk memperkuat perlindungan masyarakat dari dengue juga ditegaskan pemerintah pusat. Kementerian Kesehatan melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue (STRANAS) 2021–2025 menargetkan penurunan signifikan angka kesakitan dan kematian.
Lebih lanjut, dr Fadjar Surya Mensing Silalahi, Plh. Direktur Penyakit Menular Kemenkes RI, mengatakan sinergi lintas sektor sangat dibutuhkan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.