Senin, 29 September 2025

Manajemen Intervensi Nyeri, Harapan Baru Bagi Pasien dengan Nyeri Kronis yang Tak Kunjung Sembuh

Pendekatan manajemen intervensi nyeri (interventional pain management/IPM) hadir sebagai solusi medis yang lebih presisi, minim invasif

|
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
ISTIMEWA
TERAPI IPM - Dokter Spesialis Neurologi Subspesialis Neurologi Nyeri dari Siloam Hospitals Lippo Village, Prof. Dr. dr. Yusak Mangara Tua Siahaan, SpN(K), FIPP, CIPS menyampaikan paparan media gathering Managing Pain Through Pain Intervention Therapy di Tangerang, Selasa (17/6/2025). Manajemen intervensi nyeri merupakan pendekatan medis modern yang menjembatani terapi konservatif seperti obat dan fisioterapi, dengan tindakan bedah yang lebih invasif. 

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Nyeri kronis, khususnya pada sendi dan sistem saraf, merupakan tantangan medis yang tak hanya menimbulkan penderitaan fisik, tetapi juga menggerus kualitas hidup penderitanya. 

 

Ketika obat-obatan oral, terapi fisik, atau bahkan suntikan otot tidak lagi memberikan perbaikan signifikan, sementara operasi dianggap terlalu berisiko, pendekatan manajemen intervensi nyeri (interventional pain management/IPM) hadir sebagai solusi medis yang lebih presisi, minim invasif, dan berbasis teknologi tinggi.

 

Menurut Prof. Dr. dr. Yusak Mangara Tua Siahaan, SpN(K), FIPP, CIPS, Dokter Spesialis Neurologi Subspesialis Neurologi Nyeri dari Siloam Hospitals Lippo Village, terapi ini menjadi penopang penting bagi pasien yang sebelumnya terjebak dalam siklus nyeri tak berkesudahan.

Baca juga: Nyeri Kronis Sering Dialami Masyarakat, Dirut RSCM: Perlu Diobati dengan Layanan Holistik 

“Kami pernah menangani seorang pasien yang sudah menjalani lebih dari 20 kali fisioterapi, konsumsi obat antinyeri, hingga beragam suntikan otot. Tapi tetap tidak membaik secara bermakna,” ungkap Prof. Yusak dalam media gathering Managing Pain Through Pain Intervention Therapy di Tangerang, Selasa (17/6/2025).

 

Setelah melalui evaluasi mendalam, pasien tersebut akhirnya menjalani prosedur intervensi berupa penyuntikan pada saraf target yang menjadi sumber nyeri.

 

“Setelah sarafnya ditidurkan, pasien akhirnya bisa mulai bergerak ringan setiap hari. Dua tahun kemudian, walau efek suntikannya hilang, karena sudah terbiasa olahraga, nyerinya pun tak kembali. Ini bentuk keberhasilan rehabilitasi lewat pendekatan bertahap,” jelas Yusak.

 

Terobosan di Antara Pengobatan dan Operasi

 

Manajemen intervensi nyeri merupakan pendekatan medis modern yang menjembatani terapi konservatif seperti obat dan fisioterapi, dengan tindakan bedah yang lebih invasif.

Baca juga: Nyeri Perut di Bagian Kanan Bawah Tanda-tanda Radang Usus Buntu, Ini yang Harus Dilakukan

Terapi ini dilakukan secara presisi menggunakan teknologi pencitraan — seperti X-ray, fluoroskopi, atau ultrasonografi — untuk menyasar langsung saraf atau jaringan yang menjadi sumber nyeri.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan