Selasa, 7 Oktober 2025

1 dari 6 Pasangan di Dunia Alami Kesulitan Hamil, Bagaimana Kondisi di Indonesia?

Di Indonesia, angka infertilitas diperkirakan mencapai 10–15 persen pada pasangan usia subur. Apa penyebab dan bagaimana mengatasinya?

|
Tribunnews.com/Rina Ayu
PROGRAM KEHAMILAN - Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG yang hadir membawakan materi dengan judul Time to Pregnancy: Between hope or hype mengatakan, program bayi tabung (IVF) memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun dengan pemeriksaan yang komprehensif dan mild ovarian stimulation dengan menggolongkan pasien ke dalam poor, normal, atau hyper-responders, dapat sedikit mengurangi biaya yang dikeluarkan. Hal ini terungkap dalam kegiatan seminar dan simposium ilmiah ‘Ilmu di Balik Proses Kehamilan’ di Jakarta pada Minggu (16/6/2025). 

Namun dengan pemeriksaan yang komprehensif dan mild ovarian stimulation dengan menggolongkan pasien ke dalam poor, normal, atau hyper-responders, dapat sedikit mengurangi biaya yang dikeluarkan.

“Ketika punya masalah fertilitas harus dibawa segera dan ditangani di klinik yang tepat atau klinik yang menangani keseluruhan,” kata dia.

Ditambahkan Prof. Dr. dr. R. Muharam, Sp.OG, bahwa masa prakehamilan adalah kunci yang sering diabaikan padahal masa-masa ini adalah jendela kritis pada program kehamilan.

Nutrisi seimbang, suplementasi tambahan, dan manajemen emosi menjadi penentu keberhasilan kehamilan.

“Gaya hidup pada masa prakonsepsi itu berpengaruh pada perkembangan bayi. Misalkan konsumsi rokok lebih dari 10 batang hari selama masa awal kehamilan dikaitkan dengan perlambatan perkembangan embrio,” kata dia dalam presentasi bertajuk ‘Optimizing Preconceptions Period: Key in Fertility Management’.  

Di sisi dari kesehatan produksi pria juga penting dalam proses kehamilan.

Androlog Dr. dr. Rahmawati Thamrin, Sp.And., dalam sesi diskusi bertema Sexual and Reproductive Health in Men. dr. Arin menekankan, seringkali kesehatan reproduksi pria luput dari perhatian.

“Padahal, hampir 50 persen kasus infertilitas dipengaruhi faktor pria, dan edukasi mengenai masih sangat minim,” kata dia.

Melalui acara ini, diharapkan menjadi ruang yang bermakna bagi para tenaga medis untuk saling belajar, berdiskusi, dan memperluas sudut pandang dalam menangani isu fertilitas.

Nutrisi Optimal untuk Masa Prakehamilan

Asam folat: mendukung pembelahan sel dan mencegah cacat tabung saraf, zat besi: penting untuk ovulasi dan kadar energi, vitamin D: menudkung keseimbangan hormon dan imunitas, zinc & selenium: meningkatkan kualitas sperma, antioksidan (vitamin C, E, CoQ10): melindungi sel telur dan sperma radikal bebas, asam lemak omega-3: mendukung perkembangan embrio dan keseimbangan hormon.

Makanan yang Dianjurkan dan Dihindari

Dianjurkan

Sayur dan buah berwarna-warni (tinggi antioksidan), protein berkualitas tinggi (ikan laut dalam, telur, tempe, kacang-kacangan), lemak sehat (alpukat, kacang, minyak zaitun), produk susu fermentasi (yogurt, kefir), karbohidrat kompleks (oat, ubi, nasi merah).

Dihindari

Gula tambahan dan makanan ultra proses, alkohol dan kafein berlebihan, lemak trans (gorengan, margarin padat) serta daging olahan (sosis, kornet).

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved