WNI di Jepang Tewas Usai Makan Kentang Bertunas, Kok Bisa? Kenali Ciri-ciri Kentang Beracun
WNI di Jepang dilaporkan meninggal usai mengonsumsi kentang, ternyata kentang itu beracun. Kenali ciri-ciri kentang beracun.
Editor:
Theresia Felisiani
Pembentukan glikoalkaloid dalam kentang meningkat akibat suhu penyimpanan yang hangat dan paparan cahaya.
Memasak kentang dengan cara dipanggang, direbus, digoreng, dan dipanaskan dalam microwave tidak menghilangkan glikoalkaloid.
Namun, membuang kulit kentang sebelum dimasak dapat mengurangi kandungan glikoalkaloid.
Tingginya kadar glikoalkaloid pada kentang menyebabkan keracunan.
Ada beberapa gejala keracunan yang biasa dialami orang usai mengonsumsi kentang tinggi glikoalkaloid.
Keracunan solanina dan chaconina memiliki gejala yakni muntah, nyeri perut, dan diare.
Tak hanya itu, penderita keracunan akibat kentang juga biasa mengalami sakit kepala, muka memerah, kebingungan hingga demam.
Jika tak segera diatasi, keracunan akibat kentang bisa berakibat fatal bahkan kematian.
Guna menghindari keracunan kentang tinggi glikoalkaloid, ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan.
Yakni agar kentang yang Anda beli tetap aman dikonsumsi meskipun lama disimpan.
Baca juga: Resep Perkedel Kentang, Lauk Pendamping yang Bikin Makan Jadi Makin Nikmat
Berikut adalah panduan menyimpan kentang agar tidak beracun:
Cara menyimpan kentang adalah Anda harus menyimpannya di tempat yang sejuk dan kering.
Kentang juga harus disimpan di wadah yang dapat menyerap udaha.
Perhatian, jangan menyimpan kentang di wadah tertutup.
Jangan simpan kentang bersama bawang. Gas yang terdapat pada bawang bisa mempercepat pertumbuhan kentang
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.