Masih Dianggap Susu, Ini Alasan sebagian Orangtua Memberikan Kental Manis untuk Balita
Dalam edukasi pendampingan gizi di Pamijahan, Bogor, Jawa Barat, peserta yang mayoritas adalah ibu-ibu masih keliru memahami tentang kental manis.
Larangan Iklan Kental Manis Sebagai Susu
Mengutip dari Kemenkes kental manis yang beredar di masyarakat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari.
Pasalnya produk tersebut lebih banyak mengandung gula dan lemak dari pada protein.
Kental manis itu terlalu banyak mengandung gula yang melebihi kebutuhan Balita.
Sementara yang dibutuhkan oleh anak adalah susu yang mengandung banyak protein.
Kental hanya dikonsumsi sebagai pelengkap makanan seperti topping dan tidak dikonsumsi secara sering.
Untuk mencegah kesalahan persepsi dalam penggunaan kental manis, pada tanggal 22 Mei 2018 BPOM telah mengeluarkan Surat Edaran yang ditujukan kepada seluruh produsen/importir/distributor kental manis.
Surat edaran itu menegaskan bahwa label dan iklan kental manis:
• Dilarang menampilkan anak usia di bawah 5 tahun dalam bentuk apapun
• Dilarang menggunakan visualisasi bahwa produk Susu Kental dan Analognya disetarakan dengan produk susu lain sebagai penambah atau pelengkap zat gizi
• Dilarang menggunakan visualisasi gambar susu cair dan/atau susu dalam gelas serta disajikan dengan cara diseduh untuk dikonsumsi sebagai minuman
• Khusus untuk iklan, dilarang ditayangkan pada jam tayang acara anak-anak.
Tren Hidup Sehat, Sebagian Gen Z Utamakan Asupan untuk Mendukung Mood Wellness |
![]() |
---|
Susu Kambing Etawa: Dukungan Alami untuk Asam Urat dan Fungsi Ginjal |
![]() |
---|
Ini Penyebab Tubuh Balita di Sukabumi Digerogoti Cacing Hingga Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Tekan Emisi Karbon, Teknologi CCS Mulai Dikaji di PLTU Pangkalan Susu Sumatera Utara |
![]() |
---|
Kebiasaan Balita Minum Kental Manis Masih Marak, Akademisi Ungkap Faktor Pemicu dan Dampaknya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.