Di Tengah Gempuran Hoaks, Hadir Ensiklopedia Digital Terkait Kesehatan Mata
Di tengah dunia digital yang dipenuhi informasi serba cepat, kemampuan memilah pengetahuan medis yang valid menjadi tantangan baru.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah dunia digital yang dipenuhi informasi serba cepat, kemampuan memilah pengetahuan medis yang valid menjadi tantangan baru.
Tak terkecuali di bidang kesehatan mata, kesalahan informasi dapat berujung pada risiko serius.
Melihat situasi ini, JEC Eye Hospitals and Clinics menginisiasi langkah inovatif lewat peluncuran Matapedia, ensiklopedia digital kesehatan mata pertama di Indonesia.
Peluncuran Matapedia berlangsung dalam rangkaian acara JEC International Meeting (JECIM) 2025, forum ilmiah dua tahunan yang tahun ini diikuti lebih dari 1.200 peserta, mulai dari dokter spesialis mata, praktisi kesehatan, hingga profesional industri oftalmologi.
Data menunjukkan bahwa tantangan literasi digital masih nyata.
Survei APJII mengungkapkan, hampir 28 persen masyarakat mengakses informasi kesehatan melalui internet namun, validitas informasi sering kali menjadi masalah — dengan 163 kasus hoaks kesehatan tercatat sepanjang 2024 menurut Komdigi.
"Matapedia hadir untuk mengisi kekosongan itu. Platform ini memuat ratusan artikel ilmiah seputar kesehatan mata, mulai dari penyakit, prosedur medis, hingga tips perawatan harian," kata dr Referano Agustiawan, SpM(K), Ketua JECIM 2025,.
Dikatakannya, ditulis dalam bahasa Indonesia yang komunikatif, Matapedia menggabungkan berbagai format konten, seperti teks, infografis, audio, dan video.
"Sebagai tambahan, fitur Tanya AI memungkinkan pengguna berkonsultasi seputar gejala atau istilah medis secara instan," katanya.
Presiden Direktur JEC Korporat, Dr. dr. Johan Hutauruk, SpM(K) mengatakan, Matapedia diharapkan menjadi jembatan antara kebutuhan masyarakat akan edukasi kesehatan yang kredibel dengan keterbatasan akses terhadap dokter spesialis.
“Dengan hanya sekitar 3.000 dokter mata di seluruh Indonesia, rasio pelayanan masih belum ideal. Matapedia bisa menjadi perpanjangan tangan edukasi, termasuk untuk tenaga kesehatan primer di daerah,” tuturnya.
Ke depan, JEC menargetkan menambah lebih dari 1.000 artikel di Matapedia dalam tahun pertama, serta meluncurkan aplikasi mobile yang ramah tunanetra, dilengkapi dengan pembaca layar dan panduan audio interaktif.
Lebih dari sekadar menjadi bank informasi, Matapedia diharapkan menjadi bagian dari perubahan budaya — di mana menjaga kesehatan mata bukan hanya menjadi urusan rumah sakit, melainkan menjadi kesadaran kolektif sejak dini.
"Karena di dunia yang semakin visual ini, menjaga kesehatan mata berarti menjaga kualitas hidup, masa depan, dan kesempatan untuk melihat dunia dengan lebih baik," kata Johan.
Sementara itu ajang JECIM 2025 tak hanya menjadi ruang berbagi inovasi teknologi dan teknik medis terbaru, tetapi juga membahas urgensi membangun literasi kesehatan mata yang kuat di masyarakat luas.
5 Berita Hoaks Saat Demo Rusuh di Jakarta, Publik Sempat Percaya |
![]() |
---|
Daftar Hoaks yang Beredar di Tengah Maraknya Aksi Demonstrasi Tuntut Keadilan untuk Affan Kurniawan |
![]() |
---|
Beredar Kabar Hoaks Prajurit TNI AD dan Keluarganya di Jakarta Dilarang Ke Luar Rumah |
![]() |
---|
Prabowo Panggil Panglima TNI, Kapolri dan Jaksa Agung, Bahas Maraknya Pelajar Terprovokasi Hoaks |
![]() |
---|
Grup WA Ibu Pandai, Cara Kemenkes Lawan Hoaks Imunisasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.