Laki-Laki Lebih Berisiko Mengalami Penyakit Hemofilia, Ini Penjelasannya
Seseorang yang diduga mengalami hemofilia bila muncul gejala seperti sering mengalami lebam di kulit. Lutut bengkak, merah, dan nyeri saat merangkak.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laki-laki rentan mengalami penyakit hemofilia.
Hemofilia adalah penyakit kelainan darah yang sebetulnya cukup jarang terjadi.
Kondisi ini disebabkan karena kekurangan faktor pembekuan darah. Sehingga, penderita hemofilia lebih mudah mengalami perdarahan.
Lantas kenapa laki-laki lebih rentan mengalami penyakit hemofilia?
Baca juga: Hari Hemofilia Sedunia 2025: Pasien di Indonesia Masih Kesulitan Akses Obat dan Diagnosis
Dokter Spesialis Anak Subspesialisasi Hematologi Onkologi, Dr dr Novie Amelia Chozie, Sp.A(K) pun beri penjelasan.
Menurut dr Novie, hal ini terjadi karena hemofilia merupakan penyakit yang melekat pada kromosom X dan diturunkan secara genetik.
Kromosom pria terdiri dari satu kromosom X dan satu kromosom Y.
Jadi, jika kromosom X yang diturunkan dari ibu mengalami kelainan, anak laki-laki akan menderita hemofilia.
"Pada laki-laki hanya punya satu kromosom X. Begitu ada kerusakan di gen memproduksi faktor 8 dan 9 akan langsung mengalami gejala," ungkapnya pada talkshow kesehatan, Rabu (23/4/2024).
Berbeda dengan laki-laki, perempuan memiliki dua kromosom X.
"Jika salah satu rusak (kromosom X) bisa dibantu dengan (kromosom X) yang normal. Sehingga pada perempuan tidak mengalami gejala. Kalau ada, gejala ringan saja," imbuhnya.
Penyakit ini umumnya bisa diturunkan dari ibu ke anak laki-lakinya.
Penyakit Hemofilia bisa diturunkan dari seorang ibu pembawa sifat kepada anak laki-lakinya.
"Tapi ada juga pasien bercerita sebenarnya di keluarga gak ada dok yang sakit hemofilia. Jadi kita menduga sekitar 30 persen tidak ada riwayat keluarga,"sambung dr Novie.
Polio Belum Terkendali, Kasus Baru di Pakistan Jadi Alarm Global |
![]() |
---|
IDAI: Anak Batuk dan Pilek Ringan Tanpa Demam Bisa Diimunisasi |
![]() |
---|
Lima Langkah Cegah Penularan Campak Sesuai Saran Kemenkes |
![]() |
---|
KLB Campak di Sumenep, Kemenkes Ingatkan Orang Tua Tak Percayai Hoaks Imunisasi |
![]() |
---|
Respons KLB Campak di Sumenep: 70 Ribu Anak Bakal Divaksin Massal Selama Tiga Minggu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.