Penyakit Arbovirus Jadi Ancaman Global, Dokter: Vaksin Bisa Jadi Harapan
Angka kejadian penyakit Arbovirus atau penyakit yang ditularkan oleh perantara serangga seperti nyamuk di Indonesia meningkat beberapa waktu terakhir.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Angka kejadian penyakit Arbovirus atau penyakit yang ditularkan oleh perantara serangga seperti nyamuk di Indonesia meningkat beberapa waktu terakhir.
Termasuk demam berdarah dengue (DBD), yang per minggu ke-14 di bulan April 2024 ini tercatat 60.296 kasus dengan 455 kematian.
Kondisi ini naik dari tahun sebelumnya di minggu ke-17 yaitu 28.579 kasus dengan 209 kematian.
Menteri Kesehatan (Menkes RI) Ir. Budi Gunadi Sadikin, dalam sambutannya menyampaikan, semua pihak perlu menyusun strategi untuk mengatasi masalah Arbovirosis ini.
Setidaknya ada lima hal yang menjadi fokus dalam menangani penyakit arbovirosis ini.
Pertama, edukasi dan pelatihan bagi publik tentang bagaimana menghindari penyakit-penyakit menular. Melalui edukasi dan pemahaman yang cukup, masyarakat menjadi tahu apa yang harus dilakukan dan dihindari, untuk mencegah penularan lebih lanjut.
Kedua, yang juga menjadi kunci, adalah vektor kontrol.
"Ketiga adalah pengawasan/surveillance yang kuat. Keempat adalah vaksin, dan yang kelima adalah terapeutik, atau obat apabila ada yang terinfeksi,” jelasnya dalam kegiatan International Arbovirus Summit 2024 di Bali, Senin (22/4/2024).
PT Takeda Innovative Medicines mengumumkan dukungannya terhadap penyelenggaraan kegiatan yang digagas Kemenkes RI dan Brazil ini.
Adapun lonjakan penyakit DBD mulai mengkhawatirkan di seluruh dunia, yakni meningkat tajam di Amerika Selatan, Asia Tenggara, dan Timur Tengah beberapa waktu terakhir.
Baca juga: Penyakit Misterius Mirip Covid-19 Muncul di Argentina, 60 Orang Dirawat di RS Mayoritas Anak Muda
Vaccine Policy, Takeda Pharmaceuticals International Dr. Nikki Kitikiti, menegaskan komitmen pihaknya dalam melawan DBD di dunia dengan memanfaatkan keahlian dalam bidang pengembangan vaksin dan obat-obatan inovatif agar mencapai tujuan WHO ‘nol kematian akibat akibat DBD’ pada tahun 2030.
Lalu bagaimana mencegahnya?
Dokter Spesialis Anak dari Universitas Gajah Mada (UGM) Dr. Ida Safitri Laksanawati, SpA(K), menyampaikan, pemberian vaksinasi untuk pencegahan DBD dapat menjadi salah satu solusi untuk memberikan perlindungan yang lebih menyeluruh bagi keluarga di Indonesia.
“Vaksin dengue sudah ada di Indonesia sejak tahun 2016. Namun yang saat ini tersedia di Indonesia dapat diberikan kepada kelompok usia 6-45 tahun."
Rusia Umumkan Temuan soal Vaksin Kanker, Menkes Harap Uji Klinisnya Ada di Indonesia |
![]() |
---|
Ilmuwan Rusia Umumkan Vaksin Kanker, Perlukah Indonesia Memakainya? Ini Kata Pakar |
![]() |
---|
WHO Keluarkan Obat Baru Tambahan untuk Penyakit Kanker dan Diabetes, Ini Daftarnya |
![]() |
---|
Polio Belum Terkendali, Kasus Baru di Pakistan Jadi Alarm Global |
![]() |
---|
Ribuan Perempuan Meninggal Akibat Kanker Serviks, Revaksinasi HPV Jadi Kunci |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.