Konsensus Skrining Kanker Paru Nasional Diluncurkan, Cegah Kanker Lebih Awal
Berdasarkan prevalensi global dari American Lung Cancer Association saja, 90 persen pasien kanker paru data dengan stadium lanjut.
Atau pola yang mencurigakan yang dapat mengindikasikan keberadaan kanker paru pada populasi berisiko tinggi.
Direktur pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular Kementerian Kesehatan TDr. Eva Susanti, S. Kp, M.Kes pun turut memberikan apresiasi.
“Kami mengapresiasi upaya Yayasan Kanker Indonesia, AstraZeneca, PDPI, dan IASTO secara bersama sama agar kita dapat meningkatkan program skrining nasional untuk kanker paru-paru," kata dr Eva pada kesempatan yang sama.
Menurutnya ada beberapa hal penting yg harus dilakukan, yaitu fokus pada identifikasi populasi berisiko tinggi melalui adopsi Kuesioner Profil Risiko Kanker Paru.
Lalu, eksplorasi potensi penggunaan teknologi inovatif seperti CT scan berdosis rendah.
"Dan kecerdasan buatan untuk membantu radiolog dalam mengidentifikasi pertumbuhan yang berpotensi kanker pada tahap awal. Sehingga pasien kanker paru dapat dideteksi dan diobati lebih awal," tutupnya.
Peringatan Hari Kanker Paru Sedunia pada 1 Agustus, Simak Sejarahnya |
![]() |
---|
Deteksi Dini dan Operasi Minim Invasif Jadi Terobosan Penanganan Penyakit Paru |
![]() |
---|
Tak Pernah Merokok, Tapi Anak dan Perempuan Bisa Kena Kanker Paru, Kok Bisa? |
![]() |
---|
Mita The Virgin Rawat Sang Ibu Hingga Akhir Tanpa Keluh: Mama Tetap Kuat Meski Sakit |
![]() |
---|
Tangis Mita The Virgin: Sang Ibu Divonis Hidup 3 Bulan, Bertahan 1,5 Tahun Lawan Kanker |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.