Kamis, 2 Oktober 2025

Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Baby Blues dengan Postpartum Depression

Kehadiran anak mendorong sebagian ibu mengalami perubahan emosional. Perubahan ini bisa memunculkan baby blues dan postpartum depression. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Freepik
Ilustrasi baby blues 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kehadiran buah hati tentu menjadi sumber kebahagiaan bagi orangtua. 

Namun, kehadiran anak mendorong terjadinya banyak perubahan yang besar, termasuk dari sisi emosional.

Perubahan ini bisa memunculkan kondisi mental seperti baby blues hingga postpartum depression

Nah, meskipun tampak serupa, baby blues memiliki perbedaan yang jauh signifikan dengan postpartum depression

Hal ini diungkapkan oleh psikolog klinis Nuran Abdat, M.Psi. 

Menurut Nuran, Baby blues syndrome adalah gangguan kesehatan mental yang dialami wanita pasca melahirkan.

Hampir 80 persen perempuan yang melahirkan mengalami baby blues. 

"Terjadi 2-3 hari setelah melahirkan dengan durasi 2 minggu setelah melahirkan," ungkapnya pada media briefing virtual yang dilaksanakan Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Kamis (3/8/2023).

Baca juga: Usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan sang Suami, Hanum Mega Curhat Takut Baby Blues Pasca-melahirkan

Ibu mengalami perubahan emosi yang naik turun atau mood swing.

Muncul rasa sedih cukup luar biasa, mudah lupa, sulit konsentrasi dan sensitif lebih tinggi. 

Selain itu, ibu sering kali menangis. Tidur tidak cukup berkualitas.

Dan sering merasa cemas karena takut tidak mampu merawat baik dengan seutuhnya.

Sedangkan postpartum depression punya perbedaan. 

Postpartum depression, ternyata justru muncul dua minggu usai melahirkan. 

Durasinya bisa terjadi hingga sebulan ke atas. 

Perasaan sedih yang dialami ibu dalam kasus postpartum depression berbeda dengan baby blues. 

Baby blues rasa sedih masih Isa diatasi, sedangkan postpartum depression sulit. 

Muncul rasa putus asa yang luar biasa. Kerap kali ibu terus menangisi hal yang membingungkan.

"Ibu sendiri bingung dengan perasaan tidak punya harapan, putus asa, tidak berguna, merasakan tidak ada harga dirinya," papar Nuran. 

Selain itu ibu merasa takut tidak mampu menjadi seorang ibu yang baik.

Timbul kecemasan yang berlebihan, bahkan serangan panik. 

Postpartum depression juga berdampak pada pola makan ibu. 

Bisa jadi diperlihatkan dengan makan yang berlebihan dan tidak terkontrol. 

Selain mengalami masalah tidur, ibu yang alami postpartum justru tidak mau bangun dan terus tidur. 

"Rasanya tidak ingin memegang anak. Bahkan terjadi tidak ingin menyentuh, membantu tumbuh kembang anak, tidak ingin mengurus, merawat, kalau perlu tolong dibawa pergi saja," tuturnya. 

Tanda yang paling menonjol adah rasa lelah yang luar biasa. 

Hingga seringkali membuat ibu memiliki kecenderungan tidankan bunuh diri.

"Memiliki keinginan menyakiti diri sendiri dan bahkan ingin menyakiti atau membunuh anak sendiri," tutup Nuran.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved