Sabtu, 4 Oktober 2025

Viral Bayi Minum Kopi Saset Disoroti Jokowi, Presiden Sentil Kemenkes Soal Pemberian Biskuit Balita

Viralnya bayi berusia 7 bulan diberi kopi susu saset di media sosial Tik Tok tak hanya menarik perhatian netizen. Presiden Jokowi ikut menyoroti.

istimewa/kolase/dok Tribunnews.com
Viralnya bayi berusia 7 bulan diberi kopi susu saset di media sosial Tik Tok tak hanya menarik perhatian netizen. Presiden Jokowi ikut menyoroti. 

 Kafein dan zat lain dalam kopi dapat merangsang produksi asam lambung, sehingga meningkatkan risiko refluks asam.

Bayi dengan penyakit refluks gastroesofagus dapat mengalami eksaserbasi gejala setelah konsumsi kopi.

Orangtua diharapkan bijak dalam memberikan makanan dan minuman bagi anak-anak mereka.

Anak-anak dan remaja dalam masa tumbuh kembang sangat memerlukan asupan protein hewani.

Presiden Kaget Data Stunting

Presiden Jokowi membuka Rakernas BKKBN, Jakarta Timur, Rabu (25/1/2023).
Presiden Jokowi membuka Rakernas BKKBN, Jakarta Timur, Rabu (25/1/2023). (Youtube Sekretariat Presiden)

Jokowi kemudian menceritakan ketika awal ia menjabat sebagai presiden pada 2014 silam angka stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak di Indonesia adalah 37 persen.

Saat itu, Jokowi, mengaku kaget dengan angka stunting itu. "Saya masuk di 2014 itu angkanya di angka 37 persen. Saya kaget," kata Jokowi.

Ia mengaku bersyukur angka stunting di Indonesia pada tahun 2022 lalu menurun menjadi 21,6 persen.

"Target yang saya sampaikan 14 persen di 2024 harus kita bisa capai. Saya yakin dengan kekuatan kita bersama, semua bergerak, itu bukan angka yang sulit, asal semua bekerja bersama," kata dia.

Baca juga: 5 Tips Makan Enak dan Jaga Nutrisi Saat Imlek Supaya Tetap Sehat!

Selain masalah pemberian nutrisi, Jokowi juga meminta agar ingin alat-alat kesehatan untuk ultrasonografi (USG), alat pengukur tinggi badan hingga alat timbang tersedia di seluruh Puskesmas dan Posyandu seluruh Indonesia.

"Yang berkaitan dengan USG atau alat timbang atau alat pengukur tinggi atau panjang badan, itu harganya berapa sih? USG harga berapa sih?" kata Jokowi.

Jokowi mempertanyakan anggaran besar yang dimiliki Kementerian Kesehatan.

Baginya, alat USG hingga alat timbang badan digital masih bisa dijangkau oleh anggaran Kemenkes agar tersedia di seluruh Puskesmas di Indonesia.

"Anggaran Menkes berapa sih? Kan gede banget. Tahun ini diberikan semuanya lah. Kalau sudah 5.000 tinggal 5.200 sudah rampung semuanya," kata Jokowi.

Tak hanya itu, Jokowi juga menyinggung ketersediaan alat timbang di Posyandu yang masih minim.

Jokowi mengaku heran kawasan Indonesia yang besar masih tidak mampu membelikan alat timbang di Posyandu di seluruh daerah.

"Timbangan harganya berapa sih timbangan, harga timbangan digital, kan murah banget masa enggak bisa membelikan negara sebesar kita ini. Untuk mengukur panjang badan atau tinggi anak masa enggak bisa setiap Posyandu itu ada," kata dia.

Di sisi lain, Jokowi turut menyoroti Puskesmas yang belum merata di seluruh daerah Indonesia.

Bahkan, ia mengatakan ada kecamatan yang belum memiliki Puskesmas. "Jadi hanya memang problemnya Puskesmas tidak tersebar merata.

Ada 1 kecamatan 7, ada 1 kecamatan 2 ada 1 kecamatan kurang dari 1. Ini pemerataan ini yang perlu dilihat," ujar dia.

(tribun network/den/rin/niz/dod)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved