Kamis, 2 Oktober 2025

Mengenal Fenomena Burn Out atau Stres yang Akut dan Solusi Mengatasi 

Apabila tidak ditangani, burn out berdampak fatal karena dapat menjadi pencetus depresi dan gangguan kesehatan fisik maupun mental

Editor: Eko Sutriyanto
freepik.com
Ilustrasi stres 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Burn Out merupakan istilah yang menggambarkan keadaaan stres secara akut.

Ketidaknyamanan ini umum terjadi bagi siapapun yang memiliki aktifitas secara kontinyu dengan sejumlah resiko yang berlebihan bahkan tanpa resiko, alias rutinitas yang membosankan.

Dokter spesialis jiwa dari Siloam Hospitals Bali, dr Monika Joy Reverger Sp KJ mengatakan, saat seseoarang mengalami  situasi "burn out" tidak dapat disepelekan.

"Apabila tidak ditangani, burn out berdampak fatal karena dapat menjadi pencetus depresi dan gangguan kesehatan fisik maupun mental, " tutur dr. Monika Joy Reverger Sp.KJ., melalui edukasi bincang sehat pada kanal live Instagram, Jum'at (15/10/2021) dari Bali.

Ditambahkan Monika yang kesehariannya berpraktek tetap di Siloam Hospitals Bali tetap  yang berlokasi di bilangan sunset road Kuta Bali tersebut,

Dikatakannya, berbeda dengan rasa bosan, burnout' erat dengan rutinitas dan  sering terjadi pada karyawan, pekerja rutin dan bahkan ibu rumah tangga karena lokasi dan aktifitas yang sama dan terus dilakukan berulang ulang bahkan tahunan.

Baca juga: Sempat Stress dan Sedih, Ashanty Ungkap Kronologi Arsya Hermansyah Terpapar Covid-19 hingga Isoman

"Kondisi ini ditandai dengan kelelahan secara fisik dan emosional dan juga karena bayangan ekspektasi di pekerjaan belum juga tercapai, dan selalu menimbulkan rasa tidak nyaman ini.

Apabila dirasakan hingga lebih dari satu minggu, hendaknya segera berkonsultasi dengan pihak medis atau dokter ahli," kata Monika Joy.

Monica mengatakan fenomena 'burn out' dapat ditangani dan bisa disembuhkan, hanya saja sebelum melakukan tindakan secara medis, hal pertama yang harus dilakukan adalah membuka komunikasi.

dr Monika Joy Reverger Sp KJ
Dokter spesialis jiwa dari Siloam Hospitals Bali, dr. Monika Joy Reverger Sp KJ

"Bagi para profesional yang merasakan gejala burn out ini, hendaknya membuka komunikasi.

Sampaikan gejala ini kepada pimpinan atau rekan sekerja. Hal ini bermanfaat untuk mengurangi beban kerja.

Sama halnya dengan menciptakan suasana rumah tangga yang nyaman dan tenteram," tutur Monika .

Berlibur, meditasi, memenuhi jam tidur yang cukup dan rutin berolahraga merupakan cara yang baik dalam mengurangi sekaligus menghilangkan burn out yang hinggap pada diri manusia.

Di akhir edukasi yang diselingi dengan pertanyaan viewer, dokter spesialis kejiwaan ini pun mengingatkan bahwa mencegah burnout adalah berhenti dari rutinitas pekerjaan dan atau memvariasikan rutinitas.

"Hanya saja pada antiisipasi untuk keputusan tersebut, terlebih dahulu lihat hal positifnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved