Jumat, 3 Oktober 2025

Penanganan Covid

Ketimbang Laki-laki, Perempuan Lebih Merasakan Efek Samping Vaksin Covid-19, Ketahui Sebabnya

Hampir semua reaksi anafilaksis langka terhadap vaksin Covid-19 juga terjadi pada perempuan.

Editor: Willem Jonata
WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN
VAKSINASI LANSIA - Sebanyak 210 lansia menerima suntikan vaksin Covid-19, di Posyandu Garuda Rw 08 Kelurahan Poris Plawad, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Rabu (10/3/2021). Kegiatan yang berlangsung serentak di 164 kelurahan di Kota Tangerang, berlangsung mulai tanggal 9 hingga 13 Maret, sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19. WARTA KOTA/NUR ICHSAN 

Ini dikhususkan untuk influenza, MMR, demam kuning, rabies, dan hepatitis A dan B, yang penelitiannya telah dipublikasikan.

Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan apakah hal sama berpotensi terhadi pada perempuan penerima vaksin Covid-19.

Ini terutama terjadi pada kelompok dewasa muda. Menurut Gee, kemungkinan ini berkaitan dengan hormon reproduksi.

Hormon seks termasuk estrogen, progesteron, dan testosteron dapat mengikat permukaan sel kekebalan dan memengaruhi cara kerjanya.

Misalnya, paparan estrogen menyebabkan sel kekebalan memproduksi lebih banyak antibodi sebagai respons terhadap vaksin flu.

Sementara testosteron adalah jenis imunosupresif atau menekan sistem kekebalan tubuh.

Vaksin flu cenderung kurang melindungi pada laki-laki dengan banyak testosteron, dibandingkan pada laki-laki dengan testosteron lebih sedikit.

Salah satu alasannya karena testosteron menekan produksi bahan kimia kekebalan tubuh yang dikenal sebagai sitokin.

3. Perbedaan genetik

Selain dua faktor di atas, perbedaan genetik antara laki-laki dan perempuan juga dapat mempengaruhi kekebalan tubuh.

Banyak gen yang berhubungan dengan kekebalan tubuh berada pada kromosom X, di mana perempuan memiliki dua salinan dan laki-laki hanya memiliki satu.

Secara historis, ahli imunologi percaya bahwa hanya satu kromosom X pada wanita yang dihidupkan, dan yang lainnya tidak aktif.

Terlepas dari itu, penelitian saat ini menunjukkan bahwa 15 persen gen lolos dari inaktivasi ini dan lebih banyak diekspresikan pada perempuan.

Respons imun yang kuat ini membantu menjelaskan mengapa 80 persen penyakit autoimun menimpa perempuan.

“Perempuan memiliki kekebalan yang lebih besar, entah itu untuk diri sendiri, untuk antigen vaksin, apakah itu untuk virus,” kata Klein.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved