Terlalu Lama Hirup Polusi Dapat Sebabkan Kanker, Begini Cara Menghindarinya
Indonesia tidak pernah lepas dari isu pencemaran, terutama polusi udara. Sebagian besar populasi di dunia tinggal di daerah polusi udara.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia tidak pernah lepas dari isu pencemaran, terutama polusi udara. Sebagian besar populasi di dunia tinggal di daerah polusi udara.
Di antaranya seperti daerah industri, pembangkit listrik, kendaraan. Selain itu polusi juga berasal dari pembakaran sampah rumah tangga.
Baca juga: Sariawan hingga Mulut Pahit Saat Jalani Proses Terapi, Pejuang Kanker Tetap Butuh Nutrisi Khusus
Baca juga: YLKI: Transportasi Darat Sumbang 75 Persen Polusi Udara
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof. DR. dr. Aru Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP.
Kanker memang ada diakibatkan karena faktor genetik. Tapi angka dari faktor ini hanya sekitar 5% sd 10%. Sedangkan selebihnya, diakibatkan oleh faktor lingkungan.

"Menurut data GLOBOCAN 2020, terdapat 396.914 kejadian kanker di Indonesia, dan sebanyak 8,8% atau 34.783 kasus adalah kanker paru. Polusi udara adalah salah satu faktor," ungkapnya saat diwawancarai, Rabu (24/2/2021).
Ia mengatakan jika penelitian memperkirakan bahwa polusi udara dapat mengakibatkan perubahan di dalam DNA manusia.
Sehingga, polusi tadi menyebabkan mutasi sel yang nanti dapat memicu terjadinya kanker.
Lebih banyak polusi udara yang dihirup, maka kemungkinan terkena kanker akan semakin besar.
Oleh karena itu, Prof Aru Sudoyo menyarankan masyarakat yang tinggal atau bekerja di lingkungan yang mengandung polusi udara, selalu menggunakan alat pelindung yang baik.
Selain itu jangan lupa untuk melaksanakan pola hidup yang sehat.
Berhenti merokok, lakukan aktivitas fisik seperti berolah raga. Dan yang terpenring, terapkan pola makan yang sehat dengan mengurangi asupan makanan yang diproses (junk food).