Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Trik Meningkatkan Imunitas Tubuh Saat Pandemi Covid-19

Saat pandemi covid-19, meningkatkan imunitas tubuh penting demi menjaga kesehatan. Bagaimana agAR imunitas tubuh tetap terjaga? Yuk simak ulasannya.

Penulis: Sanusi
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Pesepeda melintas di Jalan Jenderal Sudirman Jakarta, Sabtu (27/6/2020). Bersepeda tengah menjadi tren gaya hidup sehat masyarakat di tengah pandemi Covid-19, selain sebagai sarana transportasi dan rekreasi, juga dapat menyehatkan menambah imunitas tubuh. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Saat pandemi covid-19 masih belum berakhir, meningkatkan imunitas tubuh penting demi menjaga kesehatan. Bagaimana agra imunitas tubuh tetap terjaga? Yuk simak ulasannya.

Tentu saja, meningkatkan imunitas tubuh dilakukan selain menerapkan perilaku disiplin protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.

Pentingnya imunitas tubuh ini mengemuka dalam diskusi virtual Upaya Meningkatkan Imunitas di Tengah Pandemi Covid-19 yang digelar Jurnalis Peduli Kesehatan Masyarakat (JPKM), Kamis (12/11/2020).

Baca juga: Satgas Covid-19: Pegang Teguh Iman, Aman, dan Imun untuk Cegah Covid-19

Baca juga: Hari Kesehatan Nasional, Dokter Ingatkan Pentingnya Menjaga Kesehatan Holistik di Tengah Pandemi

Sebagian narasumber yakni Medical Senior Manager PT Kalbe Farma Tbk, dr Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi, CEO dan Founder Sekolah Otak Indonesia, Dr dr Taufiq Pasiak MKes M.Pd.I, dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Kota Bandung, Didi Ruswandi sependapat dengan pentingnya imunitas tubuh saat pandemi covid-19.

Dalam acara yang juga didukung PT Toyota Astra Motor dan PT Pertamina (Persero) itu, dr Dedyanto mengatakan, ada beberapa cara untuk meningkatkan imunitas tubuh.

Sup Sayuran Soun.
Sup Sayuran Soun. (Sajian Sedap)

Terapkan Pola Makan Sehat, Kurangi Bahan Makanan Berpengawet

Pertama, menerapkan pola makan sehat.

“Pilih sumber makanan yang segar. Kurangi asupan makanan kaleng dan berpengawet. Susunan asupan makanan sehari-hari berdasarkan jenis dan jumlah zat gizinya disesuaikan dengan kebutuhan harian tubuh agar tercipta berat badan ideal,” jelas dr Dedyanto.

Kebutuhan gizi dini, kata dr Dedyanto, dipenuhi dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman pangan.

Tujuannya agar kebutuhan zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan zat gizi mikro (vitamin, mineral) serta air

dapat terpenuhi.

Ilustrasi olahraga lari.
Ilustrasi olahraga lari. (Pixabay.com)

Olahraga Teratur

Kedua, kata dr Dedyanto, berolahraga secara teratur. American Heart Association merekomedasikan durasi olaharaga aerobik 150 menit/pekan atau kombinasi dari 75 menit/pekan olahraga aerobik dengan dua hari olahraga beban.

“Olahraga aerobik bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Sedangkan, olahraga beban penting untuk memelihara masa otot dan kesehatan tulang dan persendian. Durasi olahraga antara 30-60 menit untuk setiap sesi latihan.

Berolahraga sesuai dengan kemampuan tubuh, jangan berlebihan,” ujar dr Dedyanto.

MANDI MATAHARI - Ratusan pegawai Pemkot Surabaya berjemur di Jl Jimerto, Selasa (31/3). Jam 10.00 pagi pegawai di lingkungan Pemkot Surabaya bersama-sama berjemur di bawah sinar matahari untuk meningkatkan daya tahan tubuh saat pandemi Covid-19 seperti saat ini. Waktu untuk berjemur berlangsung selama 15 menit. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
MANDI MATAHARI - Ratusan pegawai Pemkot Surabaya berjemur di Jl Jimerto, Selasa (31/3). Jam 10.00 pagi pegawai di lingkungan Pemkot Surabaya bersama-sama berjemur di bawah sinar matahari untuk meningkatkan daya tahan tubuh saat pandemi Covid-19 seperti saat ini. Waktu untuk berjemur berlangsung selama 15 menit. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ (SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Rajin Berjemur
Ketiga, menurut dr Dedyanto, adalah menjalankan kebiasaan hidup yang baik.

Ada beberapa kebiasaan baik yang harus mulai dilakukan, selain mencuci tangan dan menjaga kebersihan badan, yaitu berjemur pada pagi hari adalah kebiasaan baik yang akan membantu mengoptimalkan sistem imunitas tubuh manusia.

“Berjemur akan mengaktifkan cadangan vitamin D yang tersimpan di bawah kulit. Vitamin D adalah salah satu zat nutrisi yang memiliki peran penting dalam kerja sistem imun tubuh. Rendahnya kadar vitamin D akan meningkatkan risiko paparan infeksi. Berjemur bagi orang yang tinggal di Indonesia sebaiknya dilakukan pada jam 09.30-10.00,” ujar dr Dedyanto.

Dalam rentang waktu itu, menurut dr Dedyanto, kadar ultraviolet B (UVB) dinilai cukup untuk mengaktifkan vitamin D dan kadar UVA (yang dapat menyebabkan kerusakan kulit) dinilai tidak terlalu tinggi.

Durasi berjemur, menurut dia, selama 10-20 menit, tanpa tabir surya, dan mengenai minimal 1/3 luas permukaan tubuh.

Pikiran Positif
Dalam kesempatan itu, CEO dan Founder Sekolah Otak Indonesia, Dr dr Taufiq Pasiak MKes M.Pd.I turut menjelaskan, cara meningkatkan imunitas tubuh manusia juga bisa melalui cara menanamkan pikiran positif.

“Pikiran positif akan menimbulkan sikap tenang dalam menghadapi sesuatu. Dalam kondisi tenang, hormon endorfin akan muncul,” jelas dr Taufiq.

Di dalam tubuh manusia, kata dr Taufiq, sudah terdapat hormon endorfin yang bisa memberikan energi positif. Hormon endorfin dapat dipicu dalam kondisi tenang.

Endorfin adalah zat kimia seperti morfin yang dapat dihasilkan secara alami oleh tubuh dan memiliki peran dalam membantu mengurangi rasa sakit saat memicu perasaan positif. Hormon endorfin diproduksi oleh kelenjar pituari dan sistem saraf pusat manusia.

“Banyak berbagai cara untuk meningkatkan imunitas. Selain bersikap tenang dan waspada, tapi rileks agar tidak muncul kepanikan. Lalu, kita juga berusaha meningkatkan imunitas berdasarkan prosedur kesehatan. Misalnya, tidur cukup, mengonsumsi makanan bergizi, dan olahraga, untuk meningkatkan imunitas,” jelas dr Taufiq.

Namun, apabila panik, kata dr Taufiq, akan menimbulkan hormon stres.

Saat mengalami stres, tertekan, atau terancam, area di otak yang disebut hipotalamus bertindak sebagai alarm.

Area ini mengeluarkan sejumlah perintah yang dirancang bagi tubuh untuk bersiap-siap melawan atau menghindar dikenal sebagai respons fight or flight.
Bagian pertama yang menerima sinyal ini adalah kelenjar adrenal yang lalu mengeluarkan hormon adrenalin.

Selanjutnya, hormon ini membuat jantung berdebar dan frekuensi napas meningkat.

Gejala lain yang muncul akibat peningkatan adrenalin yakni kaku otot di area leher, bahu, dan rahang. Keringat tiba-tiba bercucuran, timbul sakit kepala, dan gangguan saluran cerna seperti mual, nyeri ulu hati, diare, konstipasi, perubahan selera makan (baik meningkat maupun menurun), munculnya jerawat dan rasa gatal di tubuh, rasa lelah yang tak biasa, terdapat gangguan tidur, gangguan haid, hingga gairah seksual yang menurun.

Selain adrenalin, tubuh juga mengeluarkan hormon kortisol sebagai respons terhadap stres. Hormon ini memicu peningkatan kadar gula darah.

Di otak, kortisol terikat dengan sel-sel saraf serta memengaruhi proses berpikir, termasuk bagaimana situasi-situasi yang membuat stres direkam dalam ingatan. Keberadaan hormon ini dapat menjelaskan mengapa seseorang mampu mengingat situasi yang amat traumatis atau emosional dengan sangat jelas.

“Penderita Covid-19 biasanya panik. Rasa panik akan memicu hormon stressor yang menimbulkan kepanikan. Akibatnya, akan memicu berbagai macam penyakit. Kepanikan biasanya

termanifestasi dalam kehidupan sehari-hari, seperti saling curiga. Begitu pula seperti saat sebelum Covid-19. Pada awal pandemi, orang bingung karena tidak tahu petunjuk, tidak tahu jalan keluar. Sebenarnya yang harus dimaksimalkan adalah komunikasi. Tapi, komunikasi tidak maksimal akhirnya muncul kepanikan. Dalam keadaan stres, orang akan mudah mengalami gangguan imunitas dan menimbulkan penyakit lain,” jelas dr Taufiq.

Pengalaman Berharga
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Didi Ruswandi menjelaskan, sebuah pengalaman berharga saat dirinya kali pertama terpapar Covid-19.

“Pada awal pandemi Covid-19, kami memang dilema. Saat itu, puncak musim hujan, DPU sedang sibuk menangani bencana hidrometereologi sehingga tidak mungkin work from home (WFH).

Bahkan pada puncak musim hujan, DPU aktif menghijaukan lahan kritis di kawasan hulu sungai. Kami memang tak menghentikan aktivitas lapangan hanya membatasi jumlah personel saja,” ujar Didi.

Didi mengaku, dirinya hanya menjalankan tugas pekerjaan lapangan. “Terus terang, saya jarang mendatangi tempat keramaian,” jelas Didi.

Namun, pada 1 September 2020, menurut Didi, ada kebijakan bagi 50 orang setiap organisasi perangkat daerah (OPD) untuk menjalani swab test.

“Dari 50 orang yang dites, delapan orang positif. Tapi pemberitahuannya sangat terlambat. Hasil laboratorium baru kelar satu pekan kemudian. Delapan orang tersebut OTG. Kami langsung isolasi mandiri,” ujar Didi.

Setelah mengetahui kabar itu, Didi segera mengosongkan garasi untuk aktivitas selama isolasi mandiri.

“Saya ingin meminimalisir kontak dengan keluarga. Saya tidur di garasi. Peralatan makan minum dipisahkan. Bahkan, mencuci gelas piring di tempat berbeda. Saya mencuci sendiri. Kami melakukan isolasi ketat,” kata dia.

Setelah tiga hari menjalani isolasi mandiri, Didi mengatakan, pihak keluarga melakukan swab test.

“Namun, hasil laboratorium baru diterima sembilan hari kemudian. Dari empat orang, tiga penghuni rumah selain saya juga terpapar,” jelas Didi.

Selama menjalani isolasi mandiri di rumah, Didi dan keluarga melakukan kegiatan positif untuk meningkatkan imunitas. “Kami berolahraga, membaca buku, bermain media sosial, menulis. Kami juga banyak mengonsumsi buah-buahan,

suplemen dan multivitamin. Makanan dikirim hanya sampai lokasi teras rumah saja,” jelas dia.

Satu hal penting, kata Didi, setelah mengetahui terpapar Covid-19 adalah bersikap tenang dan tidak panik.

“Kami berusaha mencari tahu tahapan-tahapan gejala terkena Covid-19. Ternyata indikasi tersebut tidak ada pada saya dan keluarga. Sisi terberat bagi kami justru tingkat ketakutan warga yang bahkan sekedar lewat ke depan rumah pun sambil berlari,” cerita Didi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved