Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Pakar: Penyakit Tidak Menular Juga Perlu Dicegah dan Dikendalikan Meski Sedang Terjadi Pandemi

Tahun 2016, dilaporkan angka kematian di Indonesia sebesar 1.863.000 jiwa, di mana 35% dari angka tersebut disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
WARTA KOTA/WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
drg. Fridhi membuat simulasi tempat membersihkan bagi perkerja kesehatan usai penanganan pasien Covid 19 di Puskesmas Duri Pulo, Cideng, Jakarta Pusat, Selasa(6/10/2020). WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar multidisiplin dari 6 negara Asia Tenggara (Thailand, Malaysia, Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Singapura) telah menyerukan pentingnya tindakan yang mendesak dan efektif untuk mengoptimalkan pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) di kawasan Asia Tenggara, khususnya pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang.

Daftar rekomendasi yang disusun dan diterbitkan pada jurnal Risk Management and Healthcare Policy dengan judul “Moving Towards Optimized Non-communicable Disease Management in the ASEAN Region: Recommendations from a Review and Multidisciplinary Expert Panel” berusaha untuk mengatasi kesenjangan dalam hal kebijakan, sekaligus meningkatkan praktik klinis dan kesehatan masyarakat.

Masalah pengendalian PTM berusaha dijawab jurnal tersebut lewat beberapa rekomendasi, seperti penerapan solusi yang terintegrasi, kemitraan publik-swasta multisektoral, serta pendekatan "seluruh-badan-pemerintah" (whole-of-government) dan "seluruh-bagian-masyarakat" (whole-of-society).

PTM, termasuk penyakit kardiovaskular, kanker, pernapasan kronis, diabetes, dan gangguan mental telah mengakibatkan lebih dari 70% kematian di dunia sekaligus menimbulkan beban finansial dan sosial yang sangat besar di berbagai negara (baik yang berpenghasilan tinggi, menengah, maupun rendah).

Di Indonesia, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Tahun 2016, dilaporkan angka kematian di Indonesia sebesar 1.863.000 jiwa, di mana 35% dari angka tersebut disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.

Dengan terjadinya pandemi Covid-19, bukan tidak mungkin kondisi ini dapat semakin parah.

Maka dari itu, selain menjalankan protokol kesehatan Covid-19, penting pula untuk tetap memperhatikan upaya optimalisasi pencegahan dan pelayanan pengobatan  PTM.

Dr. dr. Anwar Santoso, SpJP(K), FIHA., Dewan Penasihat & Dewan Etik Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) serta salah satu penulis dalam jurnal Risk Management and Healthcare Policy mengatakan, meskipun tersedia banyak pengobatan yang efektif, PTM seperti penyakit kardiovaskular terus menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia.

Hal ini diperparah dengan adanya pandemi COVID-19 yang telah mengganggu upaya pencegahan dan pelayanan pengobatan PTM di berbagai negara, termasuk Indonesia.

"Perlu ada upaya untuk terus melanjutkan penyediaan layanan kesehatan esensial dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pencegahan PTM, khususnya penyakit kardiovaskular,” katanya.

Dokter Anwar mengatakan, Jurnal Risk Management and Healthcare Policy ini merekomendasikan penerapan metode skrining dan pengintegrasian pelayanan kesehatan secara komprehensif dalam mencegah PTM.

Oleh karena itu, penerapan kebijakan, penanganan kesenjangan dalam praktik klinis, dan pemberdayaan masyarakat harus diprioritaskan.

Baca juga: Bertambah 4.105, Kini Total Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Berjumlah 361.867

Selain itu, keterlibatan pasien, keluarga, dan masyarakat sekitar juga berperan penting dalam mencapai kesinambungan dan keberhasilan perawatan PTM.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved