Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Heboh Penemuan Obat Covid-19, Ini Penjelasan Dokter Soal Rangkaian Pembuatan Obat yang Tepat

Sebelum percaya pada sebuah obat, dr. Muhamad Fajri Adda'i menyebutkan memang banyak poin yang harus ditanyakan.

pixabay.com
ILUSTRASI obat. Pemerintah mengaku sedang melakukan ujicoba terhadap obat asli Indonesia untuk vaksin corona. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kehebohan terjadi setelah penyanyi Anji mengunggah video wawancaranya bersama dengan Hadi Pranoto yang mengklaim telah menemukan obat herbal untuk covid-19.

Banyak yang mepertanyakan obat yang kata Hadi Pranoto telah diberikan kepada ratusan ribu orang itu mulai dari kandungan, cara pembuatan, uji klinisnya, hingga profesi Hadi.

Bisakah dipercaya? 

Sebelum percaya pada sebuah obat, dr. Muhamad Fajri Adda'i menyebutkan memang banyak poin yang harus ditanyakan.

Hadi Pranoto sosok yang klaim temukan obat Covid-19 menggelar jumpa pers di Rumah Makan Leuit Ageung, Bogor Barat, Kota Bogor, Senin (3/8/2020).
Hadi Pranoto sosok yang klaim temukan obat Covid-19 menggelar jumpa pers di Rumah Makan Leuit Ageung, Bogor Barat, Kota Bogor, Senin (3/8/2020). (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Ada tiga poin utama yakni kandungan zat aktif pada obat, proses pembuatan obatnya dan tahap-tahap dalam penelitian obatnya.

"Kita harus tahu obat ini komponennya apa, zat aktifnya apa, prosesnya gimana sehingga dia punya manfaat, dan tahu jenjang ditemukannya berapa tahapan," kata dr. Fajri melalui video yang diunggah di akun instagramnya, @dr.fajriaddai.

Mengenai tahapan obat yang dibuat harus dilakukan uji klinis dulu pada hewan untuk mengetahui mekanisme dan perubahan apa yang terjadi pada sistem bagian tubuh.

Baca: Herbal dan Jamu Seperti yang Diklaim Hadi Pranoto Tak Bisa Sembuhkan Corona, Tapi Ringankan Komorbid

Baca: Polisi Akan Panggil Anji & Hadi Pranoto Pekan Ini Terkait Dugaan Penyebaran Hoaks Obat Covid-19

Lalu setelahnya mulai diuji kepada manusia dengan jumlah populasi terbatas, lalu masuk lagi fase kedua untuk populasi yang lebih banyak yang tujuannya untuk melihat efek obat pada organ.

Selanjutnya masuk ke tahap ketiga dengan jumlah yang lebih banuak lagi makanya proses pembuatan bisa memakan waktu yang cukup panjang.

"Fase ini tahunan tidak ada yang cepat ya kemudian kita kriritisi juga lokasi penelitiannya dimana, sehingga bisa diklaim bisa menyembuhan orang apakah di Indonesia atau di luar negeri," ungkap dr. Fajri.

Kemudian harus dilakukan juga tahapan pembanding misalnya pada 20 orang, 10 orang mengonsumsi obat yang dibuat dan 10 orang yang menggunakan obat lainnya.

"Harus ada parameter yang jelas untuk melihat hasil atau kemanjuran obat ini. Misalnya kalau ngomongin perbaikan paru-paru kadar oksigennya bagaimana, level kesadaran gimana, perbaikan di organ jantung, tanda-tanda peradangannya berkurang," kata dr. Fajri.

Lalu sudah mendapat izin edar BPOM dan publikasi ilmiah yang menyatakan informasi terkait obat yang bisa dibaca banyak orang dan bsia dipelajari metode lainnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved