Inovasi Mengatasi COVID-19 dengan BCL dan Super Antioksidan
PT PUF Sains Lab, Nucleus Farma, dan Profesor Nidom Foundation bekerjasama mengembangkan dan penggunaan formula BCL untuk mengatasi COVID-19.
Edward Basilianus SE MM, CEO Nucleus Farma mengatakan, “Perangkat PUFF dapat difungsikan sebagai drug delivery system(DDS) untuk menghantarkan formula obat melalui metode aerosol atau penguapan. Mekanisme ini juga dapat digunakan sebagai obat anti influenza atau batuk yang berhubungan dengan respiratory dan pulmonary, seperti sesak napas dan obat mukolitik.”
Edward Basilianus menegaskan, “PUFF aman untuk digunakan karena telah didesain dengan konsep closed-system sehingga cairan di dalamnya tidak dapat diubah, ditambahkan, dan diisi ulang.Berbeda dengan perangkat open-system, dimana cairan atau likuid bisa dimasukkan ke dalam perangkat tanpa memperhatikan takaran yang dianjurkan oleh ahlinya.”
Sementara itu, Iwan Setiawan SE SIP MM, Presiden Direktur PT PUF Sains Labs menuturkan, ”PUFF didirikan di Indonesia oleh tim berpengalaman yang terdiri dari insinyur, ilmuwan, ahli kimia, petinggi di industri FMCG, ritel, elektronik, dan obat-obatan alami. Kami berkomitmen untuk mencapai misi kami, yaitu meningkatkan kualitas hidup orang banyak melalui ilmu dan inovasi yang memanfaatkan bahan alami terbaik.”
Iwan Setiawan menambahkan, “Seluruh bagian produk PUFF, baik perangkat maupun PUFF pod atau cartridge telah memenuhi standar keselamatan dan kualitas internasional, seperti Restriction of Hazardous Substances (RoHS) dan Electromagnetic Compatibility (EMC), serta telah menjalani pengujian dan inspeksi ekstensif. Paten PUFF (patent WIPO) sudah didaftarkan di beberapa negara di benua Amerika, Eropa, Asia, termasuk China dan Indonesia.”
“Material dasar PUFF menggunakan plastik tahan panas dengan standar food-grade, dan mengandung jalur uap berbahan dasar PCTG kualitas tinggi yang tahan panas sesuai dengan standar industri, sehingga tidak akan terasa panas ketika digunakan, serta tidak akan meleleh ketika dilalui uap panas, dan memakai pemanas berteknologi tinggi berbasis bahan nichrome yang telah dipatenkan. Disamping itu, shell alumunium PUFF yang membungkus baterai lithium-ion, papan sirkuit, dan sensor tekanan, semuanya terpisah dari jalur uap dan cairan, sehingga memberikan tingkat keamanan yang lebih baik,”ungkap Iwan Setiawan.
Mengingat COVID-19 sudah menjadi pandemi yang luar biasa, seperti wabah flu burung beberapa tahun lalu, maka penggunaan formula atau obat baru dapat digunakan untuk membantu penyembuhan pasien atau pencegahan.
Jika pengujian praklinis in vitrodanin vivo menunjukkan hasil yang bagus, maka dari sisi kemanusiaan, suatu formula atau obat bisa di fast-track atau dimudahkan prosesnya,sehingga tidak perlu melewati prosedur uji klinis yang memakan waktu lama.
Dalam kondisi pandemi, menyelamatkan nyawa manusia dan menghindari jatuhnya korban lebih banyak lagi adalah prioritas utama.
Seperti dijelaskan Prof Nidom, teknologi PUFF telah melewati uji praklinis, artinya keunggulan formula ini telah berhasil dites pada hewan yang telah direkomendasikan oleh WHO (World Health Organization).
Penjajakan kerjasama dengan LAFIAL
Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan penjajakan kerjasama dengan Lembaga Farmasi TNI Angkatan Laut (LAFIAL).
Penjajakan kerjasama antara PT PUF Sains Lab,Nucleus Farma, Profesor Nidom Foundation dengan LAFIAL dimaksudkan agar formula BCL yang nantinya akan dipersiapkan dalam device PUFF dapat bermanfaat dalam bidang medis, terutama untuk menghadapi pandemi COVID-19.
Kami berharap kerjasama dengan LAFIAL dapat terjalin, sehingga menjadi bukti kolaborasi yang baik antara tiga pihak, yakni Akademisi, Dunia Bisnis, dan Pemerintah atau dikenal dengan istilah ABG (Academician, Businesses, Government).
Kolonel Laut (K), Agusman,MM., Apt selaku Kepala LAFIAL menyambut baik rencana kerjasama tersebut.
Agusman berharap, kerjasama ini dapat mengatasi penyebaran COVID-19.