Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Mengenal Apa Itu Psikosomatik dan Bagaimana Cara Mengatasinya

Umumnya penderita psikosomatik yang dipicu oleh stress berusia muda, dan didominasi wanita.

Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi
Editor: Wulan Kurnia Putri
HOME Magazine
Umumnya Psikosomatik muncul karena adanya stres, kecemasan, hingga depresi. Ketika kebutuhan psikologis ini tidak dirasakan dengan benar, hal itu dapat menyebabkan penyakit somatik akibat konversi histeria. 

Misalnya, penyakit mental yang kita alami menyebabkan tidak nafsu makan, tidak merawat diri sendiri yang menimbulkan masalah fisik.

Istilah gangguan psikosomatik terutama digunakan untuk "penyakit fisik yang diduga dan disebabkan oleh faktor mental".

Beberapa penyakit dianggap sangat rentan diperburuk oleh faktor mental, di antaranya sakit maag, eksim, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.

Beberapa orang juga menggunakan istilah gangguan psikosomatik ketika faktor mental menyebabkan gejala fisik, tetapi tidak ada penyakit fisik.

Misalnya, nyeri dada dapat disebabkan oleh stres dan tidak ada penyakit fisik yang dapat ditemukan.

Baca: Apa Itu Herd Immunity? Benarkah Bisa Mengurangi Penyebaran Virus Corona?

Baca: Luqman Hakim: Test Corona Harus Prioritaskan Tenaga Medis dan Masyarakat

Berikut ini kegiatan yang bisa membantu mengurangi penyakit Psikosomatis, dikutip dari laman news-medical.net

Farmakoterapi: Ini adalah perawatan suportif yang diberikan bersama dengan psikoterapi.

Cara ini mampu mengurangi depresi dan kecemasan dengan pemberian masing-masing antidepresan dan ansiolitik.

Terapi ini meredakan gangguan mental pada pasien setelah beberapa minggu.

Fisioterapi psikosomatik: Terapi ini berfokus pada pencapaian kesehatan yang lebih baik bagi pasien dengan mengatur keseimbangan emosional dalam pikiran.

Latihan fisik: Aktivitas fisik dikenal untuk meningkatkan kesehatan tubuh dan mental pada pasien psikis dengan membebaskan mereka dari gangguan kejiwaan dan sosial.

Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa latihan dapat meningkatkan interaksi sosial, persepsi tubuh fisik, dan lain sebagainya.

Yoga: Pada pasien yang sakit mental, metode pernapasan (pranayama) dan meditasi cukup efektif untuk menghilangkan stres.

Ketika nafas ditahan, otot-otot tegang sehingga stres, ketakutan, dan faktor-faktor lain ditolak untuk waktu tertentu.

Perpanjangan periode waktu memiliki efek pada pikiran dan perasaan pasien psikosomatik.

Ilustrasi Yoga
Ilustrasi Yoga (The Chopra Center)
Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved