Mau Langsing? Sudah Pernah Diet Kepalan Tangan? Cara Baru Dapatkan Berat Badan Ideal
Dengan mencoba metode diet ukuran tangan, bukan tak mungkin Anda bisa mendapatkan bobot tubuh ideal.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anda sedang berjuang untuk menurunkan berat badan dan segala macam diet sudah dicoba.
Dari yang sekarang populer seperti diet Keto, hingga yang jadul seperti diet Mayo atau diet Tiger.
Tetapi sayang, setelah berminggu-minggu, hasilnya juga belum kelihatan. Apa yang salah?
Mungkin diet yang Moms jalankan kurang sesuai dengan tipe dan kepribadian Moms, sehingga tak menunjukkan hasil.
Nah, mengapa tidak mencoba diet yang satu ini karena kuncinya ada di tangan Moms.
Ya, dengan mencoba metode diet ukuran tangan, bukan tak mungkin Anda bisa mendapatkan bobot tubuh ideal.
Ahli gizi dari Denmark, Suzy Wengel mengatakan bahwa selama ini orang menyepelekan pemberian Tuhan berupa tangan untuk mendapatkan bobot tubuh ideal.
Menurut dia, jika semua orang menggunakan tangan untuk mengukur porsi makanan maka tak akan ada orang yang kelebihan berat badan.
Kita bisa menggunakan tangan untuk mengukur jumlah porsi sayuran, lauk hingga buah-buahan agar sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh.
Wengel mengatakan tips inilah yang membuatnya kehilangan berat badan sebesar 39 kilogram selama sembilan bulan.
Itu sebabnya Wengel terus mengampanyekan kunci sukses diet dengan menggunakan tangan untuk menakar konsumsi makanan seperti dilansir dari Nypost.
Meskipun Wengel mengakui bahwa ini bukan ilmu pasti, tapi berdasarkan pengalaman dan studi analisis yang dilakukannya, pengukuran menggunakan tangan bekerja cukup baik karena ukuran tangan seseorang disesuaikan dengan tubuh dan tinggi badannya.
"Saya biasa mengonsumsi satu hingga dua genggam sayuran, satu genggam protein dan satu genggam sumber karbohidrat bisa gandum atau buah untuk sekali makan.
Trik ini membuat saya makan sesuai porsi dan kehilangan berat badan sebanyak puluhan kilogram hanya dalam waktu satu tahun," tambah Wengel.
Dr. Rekha Kumar, seorang ahli endokrinologi di Weill Cornell Medicine dan NewYork-Presbyterian, berpendapat bahwa orang-orang dengan kondisi kegemukan ekstrem mungkin butuh perjuangan lebih untuk menjajal tipe diet satu ini.