Kaleidoskop 2017
Ganasnya Difteri Sepanjang 2017, Kasusnya Terbesar di Dunia
Penyebaran wabah difteri sudah sedemikian meluas secara cepat di Indonesia.Jumlahnya terbesar di dunia.
Saat wabah itu menyerang anak-anak, dampaknya pun bisa lebih fatal.
Ketua Umum Pengurus Besar IDI, Ilham Oetama Marsis menegaskan dalam menangkal bakteri ganas tersebut, perlu dilakukan Outbreak Response Immunization (ORI).
Oleh karena itu ia meminta seluruh masyarakat terutama para orangtua untuk segera memberikan imunisasi pada anak mereka.
Baca: Sisa Vaksin Difteri Hanya Sampai Akhir 2017, Bagaimana Bisa Mencukupi ORI? Ini Penjelasan Menkes
"ORI adalah upaya pemberian imunisasi tambahan untuk meningkatkan kekebalan komunitas agar masyarakat terutama anak-anak (yang tinggal) di daerah ORI, terhindar dari penyakit difteri yang sangat menular itu," kata Ilham.
Ilham menegaskan untuk memenuhi syarat kekebalan komunitas, pihaknya menargetkan imunisasi dilaksanakan 100 persen.
Namun pelaksanaan yang diharapkan bisa dilaksanakan 100 persen itu masih jauh dari harapan.
Dari waktu dimulainya imunisasi yakn pada 11 Desember lalu, di Jawa Barat pelaksanaan imunisasi belum mencapai 20 persen, sedangkan di DKI Jakarta hanya dilaksanakan di Jakarta Utara dan Jakarta Barat.
Kurang tanggapnya masyarakat dinilai menjadi salah satu penyebabnya, menurut Aman, pelaksanaan ORI difteri seharusnya tidak hanya dibebankan pada Puskesmas saja, namun juga masyarakat yang memiliki anak harus tanggap terhadap penyakit menular tersebut.
Sejumlah Rumah Sakit Daerah Tercatat Merawat Pasien Difteri

Kepala bagian Humas Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang, Sumatra Selatan, Hidayati, menyebut saat ini ada 4 pasien diduga terkena difteri yang dirawat di rumah sakit.
Sementara di Bali, sejauh ini sudah ada 3 warga yang diduga terkena wabah tersebut, ketiganya kini dirawat di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.
Kemudian Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat juga akhirnya menetapkan bahwa KLB difteri telah tejadi di wilayah tersebut.
Lantaran satu orang meninggal dunia, dan lima orang lainnya masih dirawat intensif di RSUD Dr Slamet Garut, terhitung sejak 2 pekan terakhir.
Lalu kasus terbaru terjadi pada Selasa, 26 Desember 2017, seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Aufatul Khuzzah (19) meninggal akibat terserang difteri.