Kamis, 2 Oktober 2025

Tribun Jakarta Health

Sarapan Manis Kunci Sukses Diet

Sarapan dengan menu makanan yang manis, kabohidrat dan berlemak mengurangi lebih banyak lagi berat badan dan mengurangi nafsu makan selama seharian.

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Daniel Ngantung

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak yang menganggap kalau jenis makanan yang serba manis, berlemak, mengandung karbohidrat tinggi biasanya wajib dijauhi. Tapi, riset baru menyimpulkan kalau mengonsumsi makanan pencuci mulut ketika sarapan tidak akan merusak rusak diet Anda justru sebaliknya.

Seperti yang dilansir Medical Daily, riset baru itu menemukan kalau sarapan dengan menu makanan yang manis, kabohidrat dan berlemak dapat membantu Anda untuk mengurangi lebih banyak lagi berat badan dan mengurangi nafsu makan selama seharian.

Adalah Dr.Daniela Jakubowicz, dokter senior di Wolfson Medical Center Holon, Universitas Tel Aviv, Israel yang melakukan penelitan tersebut.

"Goal diet bukan hanya seputar pengurangan berat badan tapi juga mengurangi keinginan dan nafsu makan, sehingga berat badan tidak naik," ujarnya.

Dalam riset tersebut, Dokter Daniela dan timnya merekrut hampir 200 orang dewasa yang tidak mengalami obesitas dan mengidap diabetes untuk makan satu dari diet berkalori rendah.

Kedua makan diet memiliki kandungan kalori harian yang sama, untuk pria berjumlah 1.600 kalori dan wanita 1.400 kalori, tapi dibedakan dalam komposisi sarapan.

Setelah itu, mereka dibagi menjadi dua grup. Grup diet pertama hanya mengonsumsi makanan berkabohidrat rendah yaitu sarapan yang mengandung 304 kalori dengan takaran karbohidrat sebesar 10 gram.

Sedangkan grup diet kedua sarapan dengan makanan yang mengandung 600 kalori dan 60 gram karbohidrat. Menu sarapan itu terdiri dari cokelat, donat, biskuit dan kue-kue yang manis.

Setelah empat bulan, atau setengah perjalanan riset, para partisipan pada setiap grup justru sama-sama mengalami penurunan berat badan rata-rata sebesar 33 pound atau 15 kilogram.

Namun ketika mendekati akhir studi, berat badan partisipan yang mengonsumsi sarapan diet malah meningkat, rata-rata sekitar 10 kilogram.

Keajaiban justru terjadi pada mereka yang mengonsumsi sarapan pencuci mulut. Berat badan mereka berkurang hampir 7 kilogram. Bukan hanya berat badan saja, dilaporkan juga kalau keinginan dan nafsu makan mereka pun ikut berkurang.

Rupanya, level ghrelin, atau biasa disebut 'hormon lapar', menurun secara signifikan sebesar 45,2 persen setelah mereka mengonsumsi sarapan pencuci mulut itu, dibandingkan ghrelin pada grup diet yang penurunannya hanya 29,5 persen.

Riset ini menjelaskan, ungkap Dokter Daniela, kalau para partisipan diet yang sarapan dengan pencuci mulut  akan mengalami penurunan berat badan lebih banyak lagi, karena protein yang terkandung mengurangi rasa lapar, kombinasi antara protein dan karbohidrat meningkatkan rasa penuh atau kenyang, dan pencuci mulut mengurangi rasa ingin untuk makan yang manis dan berlemak nantinya.

Hal itu berbanding terbalik dengan grup diet rendah kalori. "Mereka memiliki rasa kepuasan yang hanya sedikit, selalu merasa tidak kenyang. Nafsu makan pun terus meningkat," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved