Sabtu, 4 Oktober 2025

Koizumi Diprediksi Menangkan Pemilu LDP dan Jadi PM Jepang Baru, Oposisi Siapkan Perlawanan?

Hasil kunjungan ke beberapa PM Jepang itu menghasilkan dukungan yang sangat baik dari mereka.

Editor: Eko Sutriyanto
Richard Susilo
CALON PM JEPANG -  Menjelang pemilihan presiden partai demokrat liberal (LDP), Sabtu (4/10/2025)  besok, Menteri Pertanian dan Perikanan Shinjiro Koizumi mengunjungi Kantor Perdana Menteri Shigeru Ishiba Jumat (3/10/2025) ini. Ia juga mengunjungi perdana menteri sebelumnya Taro Aso serta Fumio Kishida dan Yoshihide Suga. 

Namun, pada tahun 1993, pemerintahan koalisi Morihiro Hosokawa dari Partai Demokrat non-Liberal diluncurkan dan mengalami partai oposisi untuk pertama kalinya. 

Tahun berikutnya, pada tahun 1994, LDP akhirnya kembali ke partai yang berkuasa dalam pemerintahannya sendiri, yang membentuk koalisi dengan Partai Sosialis dan partai baru Sakigake.

Setelah itu, pemerintahan koalisi Demokrat Liberal dimulai dipimpin oleh Ryutaro Hashimoto. 

Kemudian dalam pemerintahan yang disebut "Teater Koizumi", dipimpin Junichiro Koizumi ayah Shinjiro,  ia mempertahankan peringkat persetujuan LDP yang tinggi di masyarakat.

Baca juga: Indonesia Bersama Jepang Siapkan Beasiswa S2 untuk Program Transmigrasi Patriot

Pemerintahan Partai Demokrat (oposisi)  lahir pada tahun 2009, dan meskipun ia mengalami posisi penurunan keduanya, ia kembali ke partai yang berkuasa mulai tahun 2012. Kemudian  membangun sistem dominasi satu partai.

Kini melalui pemilu majelis rendah dan majelis tinggi oposisi juga kembali menjadi jauh semakin kuat.

Olehkarena itu meskipun Koizumi terpilih menjadi Ketua LDP besok (4/10/2025), pihak oposisi sudah siap-siap menjatuhkannya segera dengan menggalang suara sebanyak mungkin di parlemen.

Saat pemungutan suara di parlemen, apabila jumlah suara LDP dan koalisinya mendukung mayoritas Koizumi, maka Koizumi sah menjadi PM Jepang. 

Tetapi saat pemungutan suara di parlemen, saat ingin pengesahan PM Jepang yang baru, kalau kenyataan nanti jumlah suara di parlemen lebih sedikit atau minoritas yang mendukung Koizumi, maka posisi Koizumi sebagai calon PM Jepang terancam, tidak bisa menjadi PM Jepang dan persoalan politik Jepang akan berkepanjangan nantinya.

Tidak mudah memang perpolitikan Jepang saat ini karena jumlah anggota parlemen dari LDP menjadi jauh lebih sedikit daripada sebelum tanggal  28 Agustus 2020  saat PM Jepang Shinzo Abe mengundurkan diri.

Pembicaraan politik Jepang dilakukan kelompok Pencinta Jepang. Gabung gratis kirimkan nama alamat dan nomor whatsapp ke email [email protected]

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved