Konflik Rusia Vs Ukraina
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.317: Kyiv Dapatkan Intelijen Jarak Jauh AS, G7 Perketat Sanksi Minyak
Update perang Rusia-Ukraina hari ke-1.317, AS disebut memberi akses intelijen serangan jarak jauh kepada Ukraina, G7 yekan ekspor energi Rusia.
TRIBUNNEWS.COM - Konflik antara Rusia dan Ukraina yang kini telah memasuki hari ke-1.317 bermula dari invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Namun, ketegangan antara kedua negara ini sesungguhnya telah terjadi jauh sebelumnya, khususnya sejak aneksasi wilayah Krimea oleh Rusia pada tahun 2014.
Ini adalah sebuah langkah yang mengundang kecaman internasional dan menjadi titik balik dalam hubungan Moskow-Kyiv.
Sejak saat itu, konflik terus membara dan berkembang menjadi perang terbuka yang telah menelan puluhan ribu korban jiwa, memaksa jutaan orang meninggalkan rumah mereka, serta merusak infrastruktur sipil dan militer di berbagai wilayah Ukraina.
Hingga kini, perang tersebut belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Sebaliknya, dinamika konflik justru semakin kompleks, dengan keterlibatan negara-negara besar dunia, ancaman terhadap instalasi nuklir, serta eskalasi baru di medan diplomatik, ekonomi, dan militer.
Berikut update perang Rusia-Ukraina hari ke-1.317 yang dikutip dari The Guardian:
-
AS Beri Akses Intelijen Serangan Jarak Jauh
Dalam upaya menanggapi agresi ini, Amerika Serikat dikabarkan akan mulai memberikan intelijen strategis kepada Ukraina.
Ini memungkinkan serangan presisi terhadap infrastruktur energi Rusia.
Langkah ini, dilaporkan oleh Wall Street Journal dan Reuters, menandai pergeseran signifikan dalam kebijakan dukungan militer AS terhadap Ukraina.
Baca juga: Lagi, Negara NATO Digeruduk Drone Misterius: Pembangkit Listrik Jerman Jadi Incaran, Kerjaan Rusia?
Data Intelijen tersebut akan memudahkan Ukraina untuk menyerang kilang minyak, jaringan pipa dan pembangkit listrik.
Ini bertujuan utama mengurangi pendapatan energi Rusia yang menjadi penopang utama anggaan militernya.
Selain itu, AS juga mendorong sekutu NATO lainnya untuk memberikan dukungan serupa, menambah tekanan terhadap Moskow.
-
G7: Tekan Ekspor Energi Rusia, Targetkan Negara Pendukung
Dalam pertemuan virtual hari Rabu, para menteri keuangan dari negara G7, termasuk AS, Inggris, Kanada, Jepang, Jerman, Prancis, dan Italia sepakat meningkatkan tekanan terhadap ekspor energi Rusia.
Mereka menyatakan akan memaksimalkan sanksi terhadap penjualan minyak Rusia, dan mempertimbangkan pembatasan baru bagi negara atau entitas yang membantu menyalurkan produk olahan minyak Rusia.
Langkah ini diambil setelah data menunjukkan bahwa beberapa negara dan perusahaan terus meningkatkan pembelian minyak Rusia, secara tidak langsung memperpanjang kemampuan Moskow membiayai invasi militernya.
-
Zelensky: Rusia Ancaman Global, Fasilitas Nuklir Terancam
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menuding Rusia sebagai ancaman serius bagi keamanan dunia.
Pernyataan ini muncul setelah serangan Rusia memutus aliran listrik ke pembangkit listrik tenaga nuklir Chornobyl, yang meski tidak lagi aktif, masih menyimpan risiko besar.
"Setiap hari Rusia memperpanjang perang, menolak menerapkan gencatan senjata yang penuh dan andal, dan terus menyerang semua objek infrastruktur energi kami – termasuk yang penting bagi keselamatan pembangkit listrik tenaga nuklir dan fasilitas nuklir lainnya – merupakan ancaman global," kata Presiden Ukraina.
Ktiv melaporkan bahwa gardu induk di dekat Chornobyl ditembaki, menyebabkan hilangnya pasokan listrik ke struktur pengurung yang menampung inti reaktor yang rusak dari bencana tahun 1986.
Dua generator diesel darurat kini menyuplai listrik sementara untuk mencegah pelepasan zat radioaktif.
Inisden ini terjadi 8 hari setelah pemadaman di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, yang saat ini dikuasai Rusia.
Kyiv menuduh Moskow secara sengaja menyabotase saluran listrik terakhir yang menghubungkan fasilitas tersebut dengan jaringan Nasional, memaksa operator menggunakan generator cadangan.
Pemadam selama 8 hari ini menjadi yang terpanjang sejak perang dimulai, menimbulkan ancaman serius terhadap keselamatan 6 inti reaktor nuklir di sana.
-
Eropa Hadapi Ancaman 'Perang Hibrida' Rusia
Tidak hanya di medan tempur, Rusia juga dituding melancarkan perang hibrida yang menargetkan berbagai negara Eropa.
Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, dalam KTT Uni Eropa, memperingatkan bahwa sabotase dan serangan drone telah menjadi pola operasi Moskow.
“Saya pikir kita berada dalam situasi yang paling sulit dan berbahaya sejak Perang Dunia II,” ujarnya.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan bahwa Eropa menghadapi pola ancaman yang konsisten, termasuk pelanggaran wilayah udara oleh jet tempur Rusia dan serangan drone di Polandia.
Komisi Eropa pun mengusulkan dua langkah strategis: pembangunan “tembok pesawat nirawak” dan sistem pengawasan sayap timur Uni Eropa, untuk memperkuat keamanan di perbatasan darat, udara, dan laut.
-
Prancis Tahan Kapal Tanker Bayangan Terkait Drone
Militer Prancis menahan dua awak kapal tanker Boracay, yang dicurigai menjadi basis peluncuran drone yang memaksa penutupan bandara di Denmark pekan lalu.
Kapal ini masuk dalam daftar “armada bayangan” Rusi, kapal-kapal tak beridentitas jelas yang digunakan untuk menghindari sanksi dan pengawasan internasional.
Jaksa Prancis menyatakan bahwa awak kapal tidak dapat membuktikan kewarganegaraan kapal dan menolak bekerja sama dalam penyelidikan.
Kapal Boracay dilaporkan menggunakan berbagai identitas dan dikaitkan dengan insiden drone pada 22 dan 24 September di wilayah udara Denmark, yang masih belum jelas penyebabnya.
(Tribunnews.com/Farra)
Artikel Lain Terkait Perang Rusia vs Ukraina
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.