Konflik Palestina Vs Israel
Jihad Islam Tolak Rencana Perdamaian Trump di Gaza, Sebut Bisa Picu Perpecahan
Sekjen Jihad Islam Palestina, Ziad Al-Nakhaleh menolak rencana perdamaian di Gaza yang dibuat oleh Presiden AS Donald Trump.
Sementara itu, Hamas belum memberikan tanggapan resminya terkait 20 poin kesepakatan damai di Gaza.
Para pejabat Hamas menyatakan, mereka sedang meninjau proposal tersebut melalui serangkaian konsultasi internal dan dengan faksi-faksi bersenjata Palestina yang bersekutu.
Sumber yang dekat dengan Hamas mengatakan kepada kantor berita Reuters, bahwa rencana itu "sepenuhnya bias terhadap Israel" dan memaksakan "kondisi yang mustahil" yang bertujuan melenyapkan kelompok tersebut.
Namun, Otoritas Palestina (PA), yang memiliki otoritas parsial di Tepi Barat yang diduduki Israel, menyambut upaya "tulus dan bertekad" dari Trump.
Sementara itu, komunitas global dengan cepat menyatakan dukungan terhadap inisiatif AS.
Para pemimpin asing, yang sangat menyadari kegagalan upaya gencatan senjata sebelumnya, bergegas memberikan dukungan.
Kanselir Jerman, Friedrich Merz, menyebut rencana Trump sebagai "peluang terbaik untuk mengakhiri perang".
Sementara Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyambut baik "komitmen presiden AS untuk mengakhiri perang di Gaza".
Moskow juga mendukung proposal tersebut.
Baca juga: PM Qatar: Rencana Trump untuk Gaza Butuh Klarifikasi dan Negosiasi Lebih Lanjut
Turki, Mesir, dan Qatar — negara-negara yang memiliki pengaruh atas Hamas — turut mendukung dan dilaporkan akan bertemu dengan Hamas pada Selasa (30/9/2025) untuk membahas rencana tersebut.
Sejumlah negara, termasuk Pakistan, Yordania, Uni Emirat Arab, Indonesia, Turki, Arab Saudi, Qatar, dan Mesir, mengeluarkan pernyataan bersama yang mendukung rencana Trump, menyatakan kesiapan mereka untuk bekerja secara konstruktif dengan AS demi mengamankan perdamaian.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.