Konflik Palestina Vs Israel
Israel Gempur Gaza dan Perluas Serangan ke Tepi Barat, Serangan sejak Fajar Telah Tewaskan 36 Orang
Serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak fajar, Sabtu (20/9/2025), menewaskan sedikitnya 36 orang.
TRIBUNNEWS.COM - Serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak fajar, Sabtu (20/9/2025), menewaskan sedikitnya 36 orang.
Otoritas kesehatan Palestina melaporkan, 31 korban di antaranya tewas di Kota Gaza.
Menurut laporan setempat, dua gadis kecil termasuk di antara korban yang terbunuh ketika serangan menghantam kamp pengungsi Shati di bagian barat Kota Gaza.
Ledakan besar yang mengguncang kawasan padat penduduk itu membuat keluarga korban terjebak di bawah reruntuhan.
Sumber medis memperingatkan bahwa jumlah korban kemungkinan terus bertambah.
Hal ini karena intensitas serangan Israel meningkat, sementara banyak korban masih terperangkap dan belum berhasil dievakuasi.
Tidak hanya di Jalur Gaza, militer Israel memperluas operasinya di Tepi Barat yang diduduki.
Pasukan Israel melancarkan penggeledahan rumah dan interogasi lapangan di sejumlah lokasi dalam beberapa hari terakhir.
Di kota Ya’bad, sebelah barat Jenin, lebih dari 25 warga Palestina dilaporkan ditangkap.
Sementara itu, di Beit Ummar, utara Hebron, lebih dari 50 warga ditahan dan diinterogasi, meski sebagian besar kemudian dibebaskan setelah beberapa jam.
Penggerebekan juga terjadi di Surda, utara Ramallah, di mana setidaknya dua warga Palestina ditangkap.
Langkah ini semakin menambah ketegangan di Tepi Barat yang dalam beberapa bulan terakhir juga dilanda bentrokan hampir setiap hari.
Pengamat menilai, eskalasi yang terjadi menunjukkan strategi Israel tidak hanya berfokus di Jalur Gaza, tetapi juga diarahkan untuk memperketat kendali di Tepi Barat.
Kondisi ini memicu kekhawatiran bahwa jumlah korban sipil akan semakin meningkat, baik akibat serangan udara maupun operasi darat Israel.
Baca juga: Diplomasi Indonesia Diminta Lebih Aktif untuk Tekan Israel Hentikan Serangan ke Gaza
Ringkasan Perkembangan Terbaru Perang Israel-Hamas di Gaza
Perang Israel-Hamas merupakan puncak dari ketegangan panjang yang telah berlangsung lebih dari satu abad.
Setelah serangan 7 Oktober, Israel memulai invasi darat pada 27 Oktober 2023.
Operasi tersebut, menghancurkan infrastruktur Gaza dan memicu eksodus massal.
Data Kementerian Kesehatan Gaza mencatat, lebih dari 65.000 orang tewas dan 165.697 lainnya terluka sejak 7 Oktober 2023.
Meski tidak membedakan antara warga sipil dan militan, angka ini kerap dijadikan acuan oleh PBB dan pakar independen.
Dirangkum dari Al Jazeera, berikut ini ringkasan perkembangan terkini perang Israel-Hamas, Sabtu (20/9/2025).
Blokade Israel Bikin Ratusan Anak Gaza Menunggu Evakuasi Medis
Blokade Israel membuat ratusan anak Gaza terluka dan masih menunggu evakuasi medis.
PBB menyebut, perang Israel telah menyebabkan jumlah amputasi anak terbesar di dunia dalam sejarah modern.
Enam bulan lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Yordania akan menerima 2.000 pengungsi medis, namun Israel hanya mengizinkan 175 anak pergi.
Salah satunya adalah Muhammad, bocah berusia delapan tahun yang kehilangan kakinya ketika Israel mengebom tenda keluarganya.
Namun, banyak anak lain tidak dapat meninggalkan Gaza dan berisiko meninggal, bukan hanya karena serangan, tetapi juga karena minimnya fasilitas medis.
Seorang ahli bedah di Yordania, Osama Hamid, mengaku pernah harus membiarkan seorang anak berusia sembilan tahun meninggal karena tidak ada ruang ICU di Gaza.
Saudi, Prancis, Norwegia, dan Spanyol Galang Dana untuk Otoritas Palestina
Arab Saudi, Prancis, Norwegia, dan Spanyol meluncurkan kampanye penggalangan dana untuk menyelamatkan Otoritas Palestina (PA).
Langkah ini diambil setelah Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menahan transfer pendapatan pajak milik PA selama empat bulan berturut-turut.
Dalam surat kepada negara-negara donor, keempat negara menekankan bahwa mencegah keruntuhan PA penting bagi perdamaian dan keamanan Timur Tengah.
Baca juga: Krisis Gaza Memuncak, Lebih dari 1 Juta Warga Mengungsi Akibat Serangan Israel
Mereka menargetkan penggalangan dana sebesar 200 juta dolar AS per bulan selama enam bulan guna menutup biaya operasional PA.
Para peserta konferensi solusi dua negara di PBB pekan depan juga diperkirakan menuntut Israel mencairkan dana tersebut..
Keluarga Palestina Terpaksa Tidur di Jalan Setelah Evakuasi Israel
Tentara Israel menutup Jalan Salah al-Din, rute utama warga Palestina yang mengungsi dari Gaza utara.
Kini, hanya Jalan al-Rashid di pesisir yang bisa digunakan, namun kondisi jalan sangat padat.
Banyak keluarga terlantar terpaksa meninggalkan barang-barangnya dan tidur di pinggir jalan.
“Situasinya sangat sulit… Pendudukan ingin Anda membenci kehidupan,” kata Ahmed Natat, seorang pengungsi Palestina, kepada Al Jazeera.
“Ini adalah penderitaan yang belum pernah kami alami sebelumnya,” tambah Abdallah Natat, pengungsi lainnya.
Baca juga: Krisis Gaza Memuncak, Lebih dari 1 Juta Warga Mengungsi Akibat Serangan Israel
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Sumber: TribunSolo.com
Konflik Palestina Vs Israel
Palestina
Israel
Gaza
Meaningful
Serangan Israel
Donald Trump
Bezalel Smotrich
Konflik Palestina Vs Israel
Konser Amal untuk Palestina di Wembley, London Meraup Rp 33,2 Miliar |
---|
Spanyol akan Mundur dari Eurovision 2026 jika Israel Berpartisipasi |
---|
Macron: Aksi Militer Israel Gagal di Gaza, Solusinya Akui Negara Palestina |
---|
PM Spanyol Serukan Larangan bagi Israel dari Semua Olahraga Internasional |
---|
Gaza Dibungkam, Internet dan Telepon Padam Total saat Tank Israel Kepung Kota |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.