Konflik Palestina Vs Israel
Netanyahu Gunakan Dalih Hubungan Hamas-Qatar untuk Bela Serangan Israel di Doha
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali memantik kontroversi setelah membela serangan militer Israel ke Doha, ibu kota Qatar.
Meskipun militer Israel mengklaim menargetkan para negosiator Hamas, laporan menyebut bahwa tidak satu pun dari pemimpin utama kelompok tersebut tewas.
Kompleks yang dihantam saat itu sedang menjadi tempat pertemuan para negosiator Hamas yang membahas proposal gencatan senjata terbaru dari AS.
Baca juga: Diteriaki di Depan Rumahnya, Netanyahu Kabur, Keluarga Sandera Tuntut Jawaban
Tak butuh waktu lama, kecaman internasional pun berdatangan.
Qatar menyebut serangan tersebut sebagai “pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan kedaulatan negara.”
Negara-negara Teluk, Liga Arab, dan OKI turut mengutuk aksi tersebut, menyebutnya sebagai “serangan pengecut” terhadap negara penengah yang memainkan peran penting dalam upaya perdamaian.
Ketegangan Meningkat di Kawasan
Serangan Israel ini menandai pertama kalinya negara itu melancarkan serangan langsung ke wilayah Qatar, yang selama ini menjadi tuan rumah perundingan-perundingan sensitif antara Hamas dan Israel.
Doha juga menjadi aktor penting dalam negosiasi pembebasan sandera serta proposal-proposal gencatan senjata sejak pecahnya perang Gaza pada 7 Oktober 2023.
Baca juga: Saham-saham Israel Anjlok Setelah Netanyahu Pidato tentang Super-Sparta
Sebagai tanggapan, negara-negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) menyatakan kesiapan untuk mengaktifkan “mekanisme pertahanan bersama”, yang menyatakan bahwa serangan terhadap satu anggota dianggap sebagai serangan terhadap semua.
Meskipun belum ada rincian lebih lanjut, keputusan itu menunjukkan bahwa dampak serangan Israel bisa meluas ke ranah militer regional.
Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Emir Qatar, menyebut serangan tersebut sebagai “berbahaya dan pengecut”, serta memperingatkan tentang “visi ekspansionis” Israel yang semakin nyata melalui agresinya di berbagai negara Arab, termasuk Lebanon, Suriah, dan Yaman.
Walau belum ada tindakan politik atau ekonomi langsung dari negara-negara Arab, pertemuan darurat yang diselenggarakan di Doha mencerminkan kemarahan dan kecemasan yang meluas.
Netanyahu, yang dikenal memiliki pandangan keras terhadap Hamas, kini menghadapi tekanan internasional yang semakin besar.
Serangannya ke Qatar, yang dilakukan ketika negosiasi gencatan senjata masih berlangsung, dinilai sebagai bentuk sabotase terhadap upaya perdamaian.
Bahkan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari, menyatakan bahwa negara itu akan membawa Israel ke Dewan Keamanan PBB dan bekerja sama dengan organisasi-organisasi internasional untuk memastikan Israel “tidak bisa lagi menyerang negara berdaulat dengan impunitas”.
(Tribunnews.com/Farra)
Artikel Lain Terkait Benjamin Netanyahu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.