Konflik Palestina Vs Israel
Menanggapi Trump, Hamas: Nyawa Sandera Israel Ada di Tangan Netanyahu
Menanggapi pernyataan Presiden AS Trump soal pemindahan sandera Israel, Hamas sebut nasib nyawa sandera Israel ada di tangan PM Israel Netanyahu.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
Dalam pernyataannya, Trump mendesak Hamas untuk tidak membiarkan hal ini terjadi, atau semua taruhan akan batal.
Ia juga mendesak Hamas untuk segera membebaskan semua tahanan.
Hal ini terjadi setelah Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyatakan harapannya pada hari Senin bahwa Qatar akan terus memainkan peran yang konstruktif dan positif dalam mengakhiri perang di Gaza.
Ia juga memberi tahu para pejabat senior Israel bahwa kunjungannya ke Qatar, yang dijadwalkan pada hari Selasa, bertujuan untuk melanjutkan negosiasi.
"Kami berharap Qatar dan negara-negara Teluk lainnya akan berkontribusi secara konstruktif untuk mengakhiri perang ini, yang merupakan kepentingan terbaik mereka sendiri," kata Marco Rubio, yang melanjutkan kunjungan ke Israel yang dimulai pada hari Minggu (14/9/2025).
Dalam konferensi persnya, Marco Rubio mengisyaratkan penolakan AS terhadap rencana negara-negara yang ingin mengakui negara Palestina di Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Pengakuan ini tidak membawa kita lebih dekat pada pembentukan Negara Palestina," katanya pada hari Minggu, seperti diberitakan Sky News.
Menurut pernyataan itu, masa depan Palestina terutama Jalur Gaza tidak dapat dicapai selama masih ada Hamas.
Sementara itu Netanyahu mengakui serangan Israel terhadap Qatar adalah keputusan Israel, dalam upaya menepis desas-desus mengenai keterlibatan AS.
Ia mengklaim serangan Israel yang menargetkan pemimpin Hamas di Doha, Qatar, tidak gagal dan Israe sedang menunggu hasilnya.
Perdana Menteri Israel juga mengatakan Israel menargetkan gedung-gedung tinggi di Kota Gaza dan menuduh Hamas menggunakan bangunan tersebut sebagai benteng.
Mengenai perluasan operasi darat untuk menduduki Kota Gaza, Netanyahu menyerukan kepada warga Palestina untuk segera pergi dari kota itu.
Update Serangan Israel di Jalur Gaza
Sejak Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan setidaknya 64.905 warga Palestina dan melukai lebih dari 164.926 orang, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza pada hari Senin.
Selain itu, lebih dari 2.497 orang tewas dan 18.182 lainnya terluka ketika berusaha mencari bantuan sejak 27 Mei. Akibat blokade bantuan, 425 orang meninggal karena kelaparan, termasuk 145 anak-anak, berdasarkan laporan Anadolu Agency.
Israel terus melakukan serangan udara dan darat di Jalur Gaza dan menyalahkan Hamas, yang pada 7 Oktober 2023 meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menyerang Israel selatan dan menawan sekitar 250 orang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.