Konflik Palestina Vs Israel
Sudah Terbukti Gagal Bunuh Pemimpin Hamas, Israel Tetap Ngotot: Kami akan Kejar Mereka
Usaha Israel untuk membunuh para pemimpin Hamas di Doha, Qatar sudah terbukti gagal. Kini, Israel nekat mau membunuh mereka.
Penulis:
Whiesa Daniswara
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Israel telah terbukti gagal membunuh para pemimpin Hamas yang berada di Doha, Qatar.
Dalam serangan udara yang dilakukan Israel di Doha, Qatar pada Selasa (9/9/2025) kemarin, tidak ada satu pun pemimpin Hamas yang tewas.
Dikutip dari Al Jazeera, para pemimpin Hamas berkumpul di Doha untuk melakukan pertemuan.
Pertemuan itu dihadiri oleh pemimpin unit Hamas di Gaza, Khalil al-Hayya; Zaher Jabarin, yang memimpin Hamas di Tepi Barat; Muhammad Darwish, kepala Dewan Syura Hamas; Nizar Awadallah; dan Khaled Mashaal, kepala Hamas di luar negeri.
Kantor Hamas didirikan di Qatar atas permintaan Amerika Serikat untuk memfasilitasi perundingan damai.
Hamas menyebut pemimpinnya selamat dari upaya pembunuhan yang dilakukan Israel.
Serangan Israel, kata Hamas, dimaksudkan untuk menggagalkan perundingan pertukaran tahanan dan negosiasi gencatan senjata untuk mengakhiri perang di Gaza.
Kelompok tersebut mengonfirmasi setidaknya enam orang, termasuk putra dan salah satu ajudan pemimpin Hamas Khalil al-Hayya, tewas dalam serangan Israel.
Kini, Israel masih terus berupaya untuk melemahkan Hamas dengan cara membunuh para pemimpinnya.
Duta Besar Israel untuk AS, Yechiel Leiter mengatakan dirinya yakin negaranya akan berhasil pada serangan berikutnya.
"Kami telah memberi peringatan kepada teroris, di mana pun mereka berada .... kami akan mengejar mereka, dan kami akan menghancurkan mereka yang akan menghancurkan kami," kata Yechiel Leiter, Rabu (10/9/2025), dikutip dari Reuters.
Baca juga: Netanyahu Desak Qatar: Usir Hamas dari Negaranya atau Israel yang Melakukannya
Serangan udara itu terjadi tak lama setelah Hamas mengaku bertanggung jawab atas penembakan pada hari Senin yang menewaskan enam orang di halte bus di pinggiran Yerusalem.
Operasi Doha yang dikutuk secara luas ini sangat sensitif, karena Qatar telah menjadi tuan rumah dan menjadi penengah dalam negosiasi yang bertujuan untuk mengamankan gencatan senjata dalam perang Gaza.
Wall Street Journal melaporkan Presiden AS Donald Trump terlibat percakapan telepon yang panas dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Selasa.
Trump mengatakan kepada Netanyahu keputusannya untuk menargetkan Hamas di Qatar tidaklah bijaksana.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.