Aksi Block Everything Guncang Prancis, 200 Ribu Orang Turun ke Jalan Tuntut Macron Mundur
Gerakan Block Everything membuat 200 ribu warga Prancis turun ke jalan, desak Macron mundur dan tolak pemotongan anggaran.
Para demonstran menilai Macron mengabaikan suara rakyat dengan menunjuk loyalisnya sebagai perdana menteri.
“Rasanya seperti memberi kami jari tengah,” kata Pierrick, seorang guru, kepada Euronews.
Seorang mahasiswa bernama Marie menambahkan,
“Kami di sini untuk menunjukkan kepada Macron bahwa kami sudah selesai dengan semua ini. Dia tidak bisa terus mengabaikan rakyat.”
Gerakan Block Everything disebut sebagai protes tanpa pemimpin yang tumbuh pesat di media sosial, dengan tuntutan mulai dari penolakan pemotongan anggaran hingga kritik terhadap ketimpangan ekonomi.
Ipsos mencatat 46 persen warga Prancis mendukung gerakan ini, termasuk sebagian pemilih sayap kanan National Rally.
ABC News melaporkan, protes kali ini mengingatkan pada gerakan Rompi Kuning 2018, meski skalanya dinilai belum sebesar saat itu.
Baca juga: Prancis Bergolak, Macron Diserbu Demo Usai Lantik PM Baru Sebastien Lecornu
Gerakan Rompi Kuning (Gilets Jaunes) di Prancis pada tahun 2018 adalah salah satu aksi protes sosial terbesar dalam sejarah modern negara tersebut.
Gerakan ini dimulai pada 17 November 2018, sebagai reaksi terhadap rencana pemerintah menaikkan pajak bahan bakar yang dianggap memberatkan masyarakat kelas menengah dan pekerja, terutama di daerah pedesaan
Meski begitu, aksi ini memperlihatkan kemarahan yang meluas terhadap kelas politik Prancis dan memperumit upaya Macron membangun stabilitas politik di tengah krisis pemerintahan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.