Ini Alasan Foto Presiden Prabowo Subianto Tidak Muncul di Yomiuri Shimbun
Indonesia memiliki posisi yang berbeda di mata Jepang. Indonesia dianggap dekat dengan Jepang dan merupakan negara demokratis
Editor:
Eko Sutriyanto
Laporan Koresponden Tribunnews.com di Jepang, Richard Susilo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Foto Presiden Indonesia Prabowo Subianto yang tidak tampak atau dipotong dalam berita Yomiuri Shimbun edisi 4 September 2025 ternyata memiliki arti tersendiri.
Sumber Tribunnews.com di Yomiuri menjelaskan, berita tersebut berfokus pada pertemuan para pemimpin China, Rusia, dan Korea Utara, sehingga Presiden Prabowo tidak ditampilkan secara visual karena berita itu memang tidak membahas Indonesia.
“Artikel ini berfokus pertemuan pemimpin China, Rusia, dan Korea Utara sehingga Presiden Prabowo kemungkinan dipotong dari pemberitaan karena memang tidak membahas Indonesia,” jelas sumber tersebut.
Menurutnya, Indonesia memiliki posisi yang berbeda di mata Jepang. Indonesia dianggap dekat dengan Jepang dan merupakan negara demokratis sehingga tidak disamakan dengan ketiga negara lainnya, yakni China, Rusia, dan Korea Utara.
Baca juga: Kuliah di Unhan, Bamsoet Tekankan Pentingnya Diplomasi Prabowo ke Tiongkok
“Indonesia berbeda dengan China, Rusia, maupun Korea Utara karena merupakan negara demokratis. Jepang sangat dekat dengan Indonesia, sehingga perlakuannya berbeda,” tambah sumber itu.
Dalam edisi cetak Yomiuri tanggal 4 September 2025, foto Presiden Prabowo tidak muncul meskipun pada foto aslinya ia berada di sebelah kanan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Di berita itu, hanya tercantum keterangan: “Hadir Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan kepala negara lainnya,”
Diketahui Presiden Prabowo Subianto bertolak menuju Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Selasa (02/09/2025) malam dalam rangka memenuhi undangan resmi dari Presiden RRT Xi Jinping.
Dikutip dari BPMI Setpres, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menjelaskan bahwa undangan Presiden Xi sejatinya telah dijadwalkan sejak 31 Agustus 2025 yang lalu.
Namun, Presiden Prabowo sempat menunda keberangkatan karena mempertimbangkan dinamika situasi di dalam negeri.
Mensesneg mengungkapkan adanya permintaan khusus dari pemerintah Tiongkok agar Presiden Prabowo dapat hadir dalam acara peringatan 80 tahun sekaligus parade militer yang digelar di Beijing.
“Dalam beberapa hari belakangan ini, ada permohonan yang sangat dari pemerintah Tiongkok untuk dapatnya Bapak Presiden Prabowo Subianto menghadiri, paling tidak di satu hari di acara peringatan 80 tahun dan di acara parade militer pemerintah Tiongkok," ujarnya.
Mensesneg menegaskan bahwa dalam setiap pengambilan keputusan, Presiden Prabowo selalu mempertimbangkan secara matang dinamika yang tengah berlangsung di dalam negeri.
Namun demikian, lanjutnya, Kepala Negara juga memandang penting untuk tetap menjaga hubungan baik dengan Tiongkok.
Menkomdigi Meutya Hafid: Pidato Presiden Prabowo di Markas PBB Adalah Pesan Moral untuk Dunia |
![]() |
---|
Ribuan Anak Keracunan MBG, Ketua IDAI: Indonesia Harusnya Bisa Belajar dari Malaysia |
![]() |
---|
Reaksi Prabowo usai Pidatonya di Sidang Umum PBB Dipuji Donald Trump |
![]() |
---|
Cerita Petugas Soal Dapur MBG: Tidak Kenal 4 Sehat 5 Sempurna, Hanya Ada Tiga Staf Sisanya Warga |
![]() |
---|
Kasus Keracunan Terus Terjadi, 3 Pejabat Masih Tegas MBG Tidak Perlu Dihentikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.