Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.290, Macron: 26 Negara Siap Beri Jaminan Keamanan

Perang Rusia-Ukraina hari ke-1.290, Presiden Prancis Macron sebut 26 negara siap beri jaminan keamanan kepada Ukraina, dalam pertemuan di Paris.

Instagram @emmanuelmacron
ZELENSKY DAN MACRON - Foto diambil dari Instagram Macron pada Rabu (2/7/2025), memperlihatkan Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) berjabat tangan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) dalam pertemuan KTT NATO di Den Haag pada 25 Juni 2025. Pada 4 September 2025, Macron mengatakan ada 26 negara yang siap memberi jaminan keamanan kepada Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia dan Ukraina memasuki hari ke-1.290 pada Jumat (5/9/2025), memperpanjang perang sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

Dalam perkembangan di medan perang, Ukraina melaporkan serangan roket Rusia menewaskan dua pekerja pembersih ranjau dari kelompok kemanusiaan Denmark.

"Serangan itu merenggut nyawa dua rekan Ukraina dan melukai delapan lainnya," kata sebuah pengumuman oleh Dewan Pengungsi Denmark, pada hari Kamis (4/9/2025).

"Pada saat kejadian, tim DRC sedang melakukan kegiatan kemanusiaan sipil murni – bekerja untuk membersihkan ranjau darat dan sisa-sisa bahan peledak perang," lanjutnya.

Serangan itu terjadi di dekat pinggiran ibu kota regional Chernihiv, 125 km utara Kyiv.

Gubernur setempat mengatakan Rusia menyebarkan ranjau dan bahan peledak di wilayah tersebut, serta meluncurkan roket ke kawasan sipil.

"Pertama, Rusia mengotori daerah itu dengan bahan peledak dan ranjau. Sekarang mereka membunuh orang-orang, warga sipil yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk membersihkan tanah kami," kata Vyacheslav Chaus, gubernur regional.

Militer Ukraina juga melaporkan pasukan Rusia meluncurkan 157 pesawat tanpa awak, enam rudal S-300, dan satu rudal berpemandu Kh-59 ke Ukraina

Pasukan pertahanan udara Ukraina berhasil menetralisir 121 pesawat tanpa awak, dan tujuh rudal serta 35 UAV serang tercatat mengenai sepuluh lokasi, lapor Suspilne.

Di wilayah Luhansk, Komandan Pasukan Sistem Tak Berawak, Robert "Magyar" Brovdi, melaporkan drone menyerang kilang Ryazan dan depot minyak di Luhansk milik Rusia pada Kamis malam.

Perang Rusia–Ukraina yang meletus pada 24 Februari 2022 berawal dari ketegangan panjang sejak bubarnya Uni Soviet pada 1991.

Baca juga: Rusia Alirkan Gas Murah Siberia ke China, Akankah Kemakmuran Eropa Sirna? Ini yang Perlu Diketahui

Dalam pidato hari pertama invasi, Presiden Vladimir Putin menyebut tujuan "operasi militer khusus" adalah melemahkan kekuatan militer Ukraina yang dianggap mengancam keamanan Rusia

Ia juga menuding adanya pengaruh "neo-Nazi" dalam pemerintahan Ukraina, serta mengklaim Moskow perlu melindungi warga etnis Rusia di wilayah Donetsk dan Luhansk.

Selain itu, Kremlin menegaskan penolakannya terhadap rencana Ukraina bergabung dengan NATO, karena kehadiran aliansi Barat di perbatasan dinilai mengancam kepentingan strategis Rusia.

Trump: Eropa Harus Stop Beli Minyak Rusia

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluh kepada para pemimpin Eropa dengan mengatakan Eropa harus berhenti membeli minyak Rusia.

Menurutnya, transaksi tersebut sama saja dengan membantu Rusia untuk melanjutkan perangnya di Ukraina.

Kabar tersebut muncul beberapa hari setelah Trump bersimpati dengan para pemimpin Hongaria dan Slovakia yang pro-Moskow ketika pipa minyak mereka dari Rusia dibom oleh Ukraina, hingga tidak beroperasi.

Pada hari Kamis tidak jelas apakah Trump merujuk pada impor Hongaria dan Slovakia atau kemungkinan impor tidak langsung bahan bakar yang terbuat dari minyak mentah Rusia di negara ketiga seperti India.

Sebagian besar negara Eropa lainnya berhenti mengimpor minyak mentah Rusia pada tahun 2022, dan bahan bakar Rusia pada tahun 2023.

Presiden AS menghubungi “Coalition of the Willing” yang sedang berkumpul di Paris pada hari Kamis.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, yang juga ikut serta dalam pertemuan tersebut, mengatakan Trump sangat tidak puas dengan pembelian minyak Rusia oleh Eropa. 

Zelenskyy mengatakan pembelinya adalah Hongaria dan Slovakia.

Trump akan Bicara dengan Putin

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan siap berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin setelah melakukan panggilan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada hari Kamis.

Hal itu ia sampaikan saat menghadiri jamuan makan malam bersama para petinggi perusahaan teknologi besar di Gedung Putih, seperti dikutip Interfax-Ukraina.

Ketika ditanya apakah akan segera berbicara dengan Putin usai panggilan dengan Zelenskyy, Trump menjawab,  "Saya akan melakukannya. Kami sedang menjalani dialog yang sangat baik." 

Ia menambahkan, selama masa kepemimpinannya ia telah berhasil mengakhiri sejumlah konflik panjang, meski mengakui perang Rusia–Ukraina justru menjadi tantangan tersulit.

Trump menyebut perang ini telah menelan lebih dari 7.000 korban jiwa hanya dalam sepekan, sebagian besar dari kalangan militer.

"Itu adalah tingkat kematian yang belum pernah kita lihat sejak Perang Dunia II," katanya, dikutip dari Pravda.

Meski begitu, ia tetap optimistis bahwa konflik tersebut pada akhirnya bisa diakhiri.

Sebelumnya, dalam pertemuan puncak Koalisi yang Bersedia di Paris, para pemimpin membahas langkah-langkah untuk menghentikan agresi Rusia sekaligus memastikan jaminan keamanan bagi Ukraina.

Macron: 26 Negara Siap Jamin Keamanan Ukraina

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan 26 negara berjanji untuk memberikan jaminan keamanan pascaperang kepada Ukraina, termasuk pasukan internasional non-garis depan di darat, laut, dan udara.

"Saat konflik berakhir, jaminan keamanan akan dikerahkan," kata Presiden Prancis, berdiri di samping Zelenskyy pada hari Kamis.

Pernyataan tersebut disampaikan seusai pertemuan puncak para pemimpin dalam format “Coalition of the Willing” (Koalisi yang Bersedia) di Paris pada hari Kamis.

"Saat ini, ada 26 negara yang telah secara resmi berkomitmen – beberapa negara lainnya belum mengambil posisi – untuk mengerahkan pasukan 'pasukan penenang' di Ukraina, atau hadir di darat, laut, atau udara," lanjutnya, dikutip dari The Guardian.

Zelensky Minta Trump Lindungi Langit Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan ia dan Presiden AS Donald Trump telah melakukan percakapan panjang dengan para pemimpin Koalisi yang Bersedia.

Dalam pembahasan itu, Ukraina menyarankan agar Amerika Serikat mempertimbangkan format khusus untuk melindungi langit Ukraina dari serangan Rusia.

Zelensky menegaskan fokus utama pembicaraan adalah bagaimana mendorong terciptanya perdamaian sejati.

Menurutnya, langkah paling penting adalah menghentikan mesin perang Rusia dengan menekan sumber daya ekonomi mereka.

Ia juga menekankan perlunya perlindungan maksimal bagi rakyat Ukraina.

"Selama perdamaian belum tercapai, warga kami tidak boleh terus-menerus hidup di bawah ancaman rudal dan drone Rusia," ujarnya.

Karena itu, Ukraina mengusulkan kerja sama dengan AS untuk menciptakan mekanisme khusus yang bisa menjamin keamanan wilayah udaranya.

Ukraina Uji Drone untuk Tangkis Serangan Musuh

Oleksandr Syrskyi, komandan tertinggi Ukraina, mengatakan negaranya  ingin melihat peningkatan kinerja drone pencegat terhadap serangan udara Rusia

Para pejabat senior bertemu pada hari Kamis untuk mempertajam upaya tersebut. 

"Kami sedang menciptakan sistem berlapis untuk menangkal drone Shahed dan Geran musuh," tulis Syrskyi, merujuk pada drone Rusia yang paling umum digunakan. 

"Tugas bersama kita adalah melatih lebih banyak awak, lebih banyak operator pencegat, dan menyediakan senjata serta radar yang lebih efektif," lanjutnya.

Angkatan Udara Ukraina pada hari Rabu mengatakan telah menembak jatuh 430 dari 502 drone dan 21 dari 24 rudal yang diluncurkan Rusia semalam.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved