Konflik Palestina Vs Israel
Penyergapan Fatal IDF di Zaytoun: Bagaimana Hamas Tetap Menyala di Gaza Setelah Dua Tahun Perang?
memiliki keunggulan teknologi yang luar biasa, Israel tidak mampu sepenuhnya menghadapi dan melenyapkan perlawanan Palestina
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Angka resmi dari militer Israel menyatakan bahwa lebih dari 900 tentara Israel telah tewas sejak Oktober 2023, meskipun banyak analis percaya jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi.
Tingkat korban yang terus-menerus ini, ditambah dengan fakta bahwa tahanan Israel masih ditahan di Gaza setelah dua tahun konflik, telah membuat semakin banyak orang Israel mempertanyakan tujuan perang.
Perdebatan publik kini semakin intensif mengenai apa yang telah diperoleh dari kampanye yang berkepanjangan dan mahal ini, dengan banyak yang menunjuk isolasi internasional dan lonjakan protes anti-Israel global sebagai hasil utamanya.
Jaringan Terowongan yang Rumit
Tujuan Israel yang dinyatakan di Gaza mencakup penghancuran infrastruktur Hamas, khususnya jaringan terowongannya yang luas.
Namun, menurut laporan media Israel, jaringan terowongan Hamas sebagian besar masih beroperasi, meskipun perkiraan persentase terowongan yang telah dihancurkan dan yang masih berfungsi sangat bervariasi.
Anggota Hamas telah menyampaikan kepada pers internasional, termasuk kantor berita ECFR, bahwa banyak terowongan telah diperbaiki, dirawat, dan dalam beberapa kasus, bahkan diperluas. Beberapa penilaian menunjukkan bahwa lebih dari separuh sistem terowongan masih digunakan oleh gerakan perlawanan.
Gudang Senjata Hamas yang Diperbaiki
Persenjataan rudal Hamas mungkin telah rusak parah akibat serangan Israel, tetapi roket-roket buatan Hamas dan roket-roket sederhananya telah dibangun kembali dari persenjataan yang belum meledak yang tersisa di sekitar Gaza.
Laporan Dewan Hubungan Luar Negeri menyatakan bahwa Hamas "mendaur ulang roket, bom, dan peluru artileri Israel yang belum meledak untuk digunakan sebagai bom dan proyektil rakitan baru."
Faktanya, hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa kemampuan jangka panjang Hamas untuk mengancam Israel telah berkurang.
Taktik Perang Gerilya yang Rumit
Dalam beberapa bulan terakhir, Hamas telah menunjukkan kemampuannya yang berkelanjutan untuk mengancam pasukan Israel melalui strategi ganda, yaitu taktik gerilya—termasuk penyergapan jarak dekat—dan serangan roket lintas batas.
Sementara itu, dimulainya kembali operasi militer Israel, khususnya di Gaza utara, menunjukkan bahwa Hamas, bersama dengan faksi-faksi perlawanan lainnya seperti Jihad Islam, telah berhasil membangun kembali kekuatannya dan bahkan menegaskan kembali beberapa elemen otoritas pemerintahannya di wilayah-wilayah tertentu.
Jerome Drevon, analis senior kelompok bersenjata di International Crisis Group, menyatakan bahwa strategi Hamas adalah menghindari konfrontasi langsung berskala besar dengan pasukan Israel, dan mengandalkan serangan cepat dan mendadak.
Taktik ini bertujuan untuk menimbulkan korban jiwa yang berkelanjutan dan meningkatkan tekanan pada militer Israel.
Konflik Palestina Vs Israel
Daftar 156 Negara yang Akui Negara Palestina per September 2025 |
---|
Momen 3 Kali Prabowo Promosikan Two-State Solution untuk Penyelesaian Konflik Israel vs Palestina |
---|
Singapura Ancam Sanksi Israel jika Lanjutkan Genosida di Gaza, Nasib Netanyahu Makin Terpojok |
---|
Garda Terdepan Tekan Israel Akhiri Perang Gaza, Spanyol Tolak Janji Netanyahu soal Negara Palestina |
---|
Dua Lipa Pecat Agennya karena si Agen Mendukung Genosida Gaza oleh Israel |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.