Konflik Palestina Vs Israel
Dunia Kutuk Serangan Udara Israel ke RS Al Nasser Gaza yang Tewaskan Nakes hingga Jurnalis
Kecaman global terus mengalir setelah serangan udara Israel ke RS Al Nasser Gaza menewaskan puluhan orang, termasuk jurnalis.
TRIBUNNEWS.COM - Gelombang kecaman internasional membesar setelah serangan udara Israel menghantam Rumah Sakit Al Nasser di Khan Younis, Jalur Gaza, Senin (25/8/2025).
Serangan itu menewaskan hampir dua lusin orang, termasuk enam jurnalis serta sejumlah tenaga medis.
Dua ledakan berturut-turut mengguncang Rumah Sakit Al Nasser, satu-satunya fasilitas medis yang masih beroperasi di Khan Yunis, Gaza selatan.
Ledakan pertama terjadi sekitar pukul 10.30 waktu setempat.
Sebuah drone peledak milik militer Israel menghantam area rooftop rumah sakit, tepat di titik siaran langsung milik Reuters.
Di tempat yang seharusnya menjadi zona perlindungan dan peliputan, enam jurnalis gugur dalam tugas mereka.
Jurnalis foto Hussam al-Masri dari Reuters tewas seketika.
Ia sedang merekam proses evakuasi korban dari serangan sebelumnya, ketika langit kembali menggelegar.
Serangan kedua menyusul hanya beberapa menit kemudian.
Ketika warga sipil, tenaga medis, dan jurnalis lain bergegas menuju lokasi untuk memberikan pertolongan, ledakan susulan menghantam titik yang sama.
Baca juga: Netanyahu Klaim Serangan Israel di RS Nasser Gaza sebagai Kecelakaan Tragis, Tewaskan Jurnalis-Nakes
Serangan ganda ini menewaskan lebih banyak orang—termasuk lima jurnalis tambahan yang baru tiba di lokasi.
Mereka adalah Mariam Abu Daqa, jurnalis lepas untuk The Independent Arabic dan Associated Press; Mohammed Salama, fotografer Al Jazeera; Moaz Abu Taha, kontributor Reuters dan NBC; Ahmed Abu Aziz dari Middle East Eye; serta Yasser Abu Oun dari Palestine Today.
Fotografer Reuters Hatem Khaled mengalami luka serius, bersama puluhan warga sipil dan tenaga medis lainnya.
Militer Israel mengakui serangan tersebut sebagai “kesalahan tragis” dan menyatakan bahwa jurnalis bukanlah target dan berjanji melakukan penyelidikan internal.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres melalui juru bicaranya, Stephane Dujarric, menyebut serangan itu sebagai tindakan mengerikan dan mendesak penyelidikan cepat.
Reporters Without Borders menuding Israel sengaja membidik jurnalis, sementara Kanada menilai serangan tersebut “tidak dapat diterima.”
Al Jazeera juga mengecam keras, menyebutnya sebagai “niat jelas untuk mengubur kebenaran.”
Selengkapnya, berikut deretan reaksi dunia terhadap serangan mematikan ini.
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Guterres melalui juru bicaranya, Dujarric, mengutuk keras insiden tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan mengerikan.
Ia menyerukan penyelidikan yang cepat dan independen atas serangan itu.
“Pembunuhan mengerikan terbaru ini menggarisbawahi risiko ekstrem yang dihadapi tenaga medis dan jurnalis saat mereka menjalankan pekerjaan penting di tengah konflik brutal ini,” kata Guterres, dikutip Masirah TV.
Francesca Albanese, pelapor khusus PBB untuk wilayah Palestina, mengatakan serangan itu mencerminkan pola berulang Israel yang menyerang penyelamat dan jurnalis di Gaza.
“Berapa banyak lagi yang harus disaksikan dunia sebelum bertindak untuk menghentikan pembantaian ini?” katanya.
PBB adalah organisasi internasional yang didirikan pada 24 Oktober 1945 setelah Perang Dunia II.
Tujuan utama organisasi ini adalah menjaga perdamaian dan keamanan dunia, mendorong kerja sama antarnegara, serta melindungi hak asasi manusia.
PBB beranggotakan 193 negara dan memiliki kantor pusat di New York, serta badan-badan penting seperti Majelis Umum, Dewan Keamanan, dan Mahkamah Internasional.
Baca juga: Israel Akui Bom RS Nasser Gaza, 6 Jurnalis Tewas, Total 246 Wartawan Jadi Martir Sejak 7 Oktober
Reporters Without Borders
Reporters Without Borders menuduh Israel sengaja menargetkan jurnalis di Gaza.
Organisasi ini juga menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan pembantaian pekerja media.
Dokter Lintas Batas mengutuk serangan terhadap kompleks medis Nasser dan menyatakan kemarahan atas serangan yang terus berulang terhadap petugas kesehatan dan jurnalis.
"Mereka menyerukan diakhirinya genosida di Gaza dan menuntut Israel dimintai pertanggungjawaban," tulis Qodsna, lembaga media berbasis di Iran.
Reporters Without Borders adalah organisasi non-pemerintah internasional yang berdiri sejak 1985 dan berbasis di Paris.
Dikutip dari laman resminya, RSF memperjuangkan kebebasan pers di seluruh dunia, melindungi jurnalis dari kekerasan dan sensor, serta menerbitkan Indeks Kebebasan Pers tahunan yang menilai kondisi media di 180 negara
Liga Arab hingga Kanada
Kecaman juga datang dari Liga Arab, Serikat Jurnalis Palestina, Turki, Spanyol, serta Kanada.
Dilansir dari VOA, Liga Arab adalah organisasi regional yang terdiri dari negara-negara Arab di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Liga Arab didirikan pada 22 Maret 1945 di Kairo, tujuannya adalah memperkuat kerja sama politik, ekonomi, sosial, dan budaya antaranggota, serta mendukung kemerdekaan Palestina dan solidaritas Arab.
Liga Arab kini memiliki 22 anggota, termasuk Palestina sebagai anggota penuh.
Dalam pernyataannya di X, Kementerian Luar Negeri Kanada menyebut serangan itu “tidak dapat diterima”.
Ottawa mendesak gencatan senjata permanen, perlindungan warga sipil, serta peningkatan bantuan kemanusiaan yang dipimpin PBB.
Otoritas Palestina
Presidensi Palestina mengecam serangan tersebut sebagai “kejahatan perang baru”.
PA menegaskan bahwa hal ini menambah panjang daftar kejahatan pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina dan media.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, serangan pertama menghantam lantai empat rumah sakit, diikuti oleh serangan kedua yang mengenai kru ambulans dan petugas darurat.
Asosiasi Pers Asing hingga Al Jazeera
Asosiasi Pers Asing, yang mewakili media internasional di wilayah Palestina, menyatakan keterkejutan atas serangan itu.
Baca juga: Israel Akui Ngebom Rumah Sakit Nasser, 20 Tewas termasuk Jurnalis dan Nakes
Mereka menuntut penjelasan segera dari militer Israel dan kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
“Kami menyerukan kepada Israel untuk selamanya menghentikan praktik keji yang menargetkan jurnalis. Ini harus menjadi momen yang menentukan,” tulis asosiasi itu dalam pernyataan resminya.
Al Jazeera mengecam serangan tersebut sebagai “niat yang jelas untuk mengubur kebenaran.”
Israel
Militer Israel mengakui melakukan serangan itu yang mengakibatkan kematian jurnalis dari media internasional, termasuk Associated Press, Reuters, Al Jazeera, dan Middle East Eye, lapor Al Jazeera.
Sekutu Israel seperti Jerman, Prancis, dan Inggris menyerukan investigasi independen.
Sementara itu, Serikat Jurnalis Palestina menilai serangan tersebut sebagai “perang terbuka terhadap media bebas, dengan tujuan meneror jurnalis dan mencegah mereka mengungkap kejahatan Israel kepada dunia.”
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan ke Rumah Sakit Al Nasser sebagai “kecelakaan tragis” dan menyatakan militer sedang melakukan investigasi internal.
Al Jazeera mencatat bahwa Israel kerap mengeluarkan pernyataan serupa setelah insiden besar tanpa ada pertanggungjawaban nyata.
Dikutip dari Middle East Monitor, krisis kemanusiaan di Jalur Gaza telah memasuki hari ke-688.
Terhitung hingga Minggu (25/8/2025), tercatat sedikitnya 62.744 orang tewas akibat agresi militer Israel.
Selain itu, sebanyak 158.259 warga Palestina mengalami luka-luka dengan kondisi yang beragam.
Sekitar 11.000 orang lainnya masih dinyatakan hilang dan belum diketahui nasibnya.
Data terbaru ini memperlihatkan betapa parahnya dampak genosida yang terus berlangsung sampai hari ini.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Sumber: TribunSolo.com
Konflik Palestina Vs Israel
Mesir Kerahkan Rudal HQ-9B China di Sinai, Tingkatkan Kekhawatiran Israel |
---|
KTT Darurat Arab-Islam di Doha: Seremoni Tanpa Taring |
---|
Netanyahu Gunakan Dalih Hubungan Hamas-Qatar untuk Bela Serangan Israel di Doha |
---|
Komisi PBB Sebut Israel Melakukan Genosida di Gaza, Apa Artinya? Ini 7 Hal yang Perlu Diketahui |
---|
PBB: Netanyahu Dalang Genosida di Gaza, Ribuan Warga Palestina Dibunuh dengan Sengaja |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.