Konflik Palestina Vs Israel
Cuek Kecaman, Israel Beri Hamas Deadline hingga September Buat Bubar atau Gaza Dicaplok
ajudan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyatakan Israel akan menduduki Gaza jika Hamas tidak bubar
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Cuek Kecaman Internasional, Israel Beri Hamas Deadline hingga September Buat Bubar Atau Gaza Dicaplok
TRIBUNNEWS.COM - Surat kabar Bloomberg, Selasa (26/8/2025) melaporkan pemerintah Israel memberikan deadline alias batas waktu bagi Gerakan Pembebasan Palestina, Hamas hingga pertengahan September untuk menyetujui perjanjian yang mencakup pengembalian para sandera dan pembubaran pemerintahan gerakan tersebut di Gaza.
Laporan itu mengutip pernyataan seorang ajudan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyatakan Israel akan menduduki Gaza jika Hamas tidak bubar hingga tenggat waktu yang diberikan.
Ajudan Netanyahu tersebut mengatakan, "Jika Hamas tidak setuju, kami akan menyelesaikan persiapan militer untuk melancarkan operasi di Kota Gaza."
Baca juga: Petempur Brigade Qassam Coba Culik Tentara Israel dalam Serangan ke Pos Brigade Kfir di Khan Younis
Cuek Kecaman Internasional
Ancaman pencaplokan dan pendudukan Gaza ini datang saat sekelompok negara Barat dan organisasi internasional mengecam serangan udara Israel yang menargetkan Kompleks Medis Nasser di Gaza pada Senin kemarin.
Serangan brutal Tentara Israel (IDF) ini mengakibatkan tewasnya 20 warga Palestina, termasuk lima wartawan.
Baca juga: Serangan Ganda Israel ke Rumah Sakit Nasser Tewaskan 19 Orang, Termasuk 4 Wartawan: Siapakah Mereka?
Kementerian Luar Negeri Kanada, dalam sebuah pernyataan yang diunggah di situs web resminya tadi malam, menyampaikan kekecewaan negaranya atas pengeboman kompleks medis tersebut oleh tentara Israel, yang mengakibatkan tewasnya lima wartawan dan sejumlah besar warga sipil, termasuk petugas penyelamat dan petugas kesehatan.
Kementerian tersebut menekankan bahwa Israel berkewajiban melindungi warga sipil di zona pertempuran, dan bahwa serangan semacam itu tidak dapat diterima.
Sementara itu, pemerintah Spanyol mengecam pengeboman yang dilakukan oleh tentara pendudukan Israel di Kompleks Medis Nasser di Khan Younis, selatan Jalur Gaza.
Kementerian tersebut menegaskan kembali komitmen penuh Spanyol terhadap hak akses informasi, merujuk pada gugurnya dua wartawan akibat pengeboman rumah sakit tersebut.
Di Turki, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa pemerintah Israel yang haus darah, yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu, melanjutkan serangan brutalnya di Jalur Gaza untuk menghancurkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kemanusiaan.

Sementara itu, Ravina Shamdasani, juru bicara Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pembunuhan jurnalis di Gaza seharusnya mengejutkan dunia dan mendorongnya untuk mengambil tindakan guna menuntut akuntabilitas dan keadilan.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, "Seiring rakyat Gaza kelaparan, akses mereka yang sudah terbatas terhadap layanan kesehatan semakin dibatasi oleh serangan yang berulang," menyerukan diakhirinya serangan terhadap layanan kesehatan "sekarang juga."
Komisaris Tinggi UNRWA Philippe Lazzarini mengutuk "kelambanan internasional yang mengejutkan" atas perang di Jalur Gaza, dengan mengatakan dalam sebuah unggahan di platform X bahwa pengeboman ini bertujuan untuk membungkam suara-suara terakhir yang tersisa yang melaporkan kematian diam-diam anak-anak di tengah kelaparan.
Reporters Without Borders mengatakan bahwa Israel sengaja menargetkan jurnalis dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan sidang darurat guna menghentikan "pembantaian" ini.
Konflik Palestina Vs Israel
Negara-Negara Teluk Akan Aktifkan Mekanisme Pertahanan Mirip NATO |
---|
AS Siap Pasang Badan untuk Qatar, Trump: Netanyahu Tidak Akan Menyerang Lagi |
---|
79 Negara Anggota Liga Arab dan OKI Bersatu di Doha, Kecam Serangan Israel ke Qatar |
---|
Netanyahu Mengakui Israel Semakin Terisolasi, Sebut Ekonomi Swasembada |
---|
PBB Sahkan Deklarasi Dua Negara Israel-Palestina, 142 Negara Dukung sedangkan AS dan Israel Tolak |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.