Minggu, 5 Oktober 2025

Australia Usir Dubes Iran, Tuduh Dalangi Serangan Antisemit di Sydney

Australia perintahkan Duta Besar Iran di Canberra untuk angkat kaki dalam kurun waktu 7 hari buntut serangan anti semit di Sydney dan Melbourne

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
KETEGANGAN IRAN-AUSTRALIA - Warga berswafoto saat penandatanganan dukungan terhadap Iran atas kekejaman Israel di kediaman Duta Besar Iran, Jakarta, Kamis (3/7/2025). Australia perintahkan Duta Besar Iran di Canberra untuk angkat kaki dalam kurun waktu 7 hari buntut serangan anti semit di Sydney dan Melbourne 

TRIBUNNEWS.COM - Hubungan diplomatik Australia–Iran memanas, usai Pemerintahan Anthony Albanese perintahkan Duta Besar Iran di Canberra untuk angkat kaki, pada Selasa (26/8/2025).

Dalam keterangan resmi yang dikutip dari BBC International, PM Australia Albanese memberi tenggat waktu selama tujuh hari kepada Dubes Iran Ahmad Sadeghi beserta tiga pejabat kedutaan lainnya, untuk segera meninggalkan Canberra.

Menandai pertama kalinya Australia mengusir seorang duta besar sejak Perang Dunia II.

PM Albanese menjelaskan pengusiran dilakukan menyusul tuduhan keterlibatan Teheran dengan dua serangan antisemit yang mengguncang Sydney dan Melbourne pada akhir 2023.

Antisemit adalah sikap, paham, atau tindakan permusuhan, diskriminasi, atau kebencian terhadap orang-orang Yahudi sebagai suatu kelompok etnis, agama, atau budaya.

Adapun insiden tersebut terjadi pada 20 Oktober 2023 dimana saat itu ada sebuah kafe bernama Lewis Continental Kitchen, yang kerap menjadi tempat berkumpul komunitas Yahudi, dibakar oleh pelaku tidak dikenal.

Beberapa minggu kemudian, tepatnya pada 6 Desember 2023, Sinagoge Adass Israel di Melbourne juga menjadi sasaran serangan pembakaran.

Api dengan cepat menjalar, memaksa jamaah yang sedang beribadah mengungsi. Bangunan sinagoge yang dibangun oleh penyintas Holocaust pada 1960-an itu mengalami kerusakan parah.

Investigasi intelijen kemudian menemukan keterlibatan pihak asing. Australia menuduh Iran sebagai pengendali serangan, dengan memanfaatkan jaringan penjahat lokal untuk menyamarkan jejaknya.

Kendati Iran berusaha menyamarkan keterlibatannya dalam kedua insiden tersebut.

Namun menurut Kepala Organisasi Intelijen Keamanan Australia (ASIO), Mike Burgess, menambahkan bahwa, beberapa petunjuk membuktikan bahwa Iran menggunakan “potongan-potongan,” termasuk penjahat dan anggota geng kejahatan terorganisir, untuk menjalankan perintah mereka atau mengarahkan aksi itu.

Perdana Menteri Anthony Albanese menyebut tindakan Iran sebagai “upaya merusak kerukunan sosial dan menimbulkan perpecahan” di tengah masyarakat Australia.

Baca juga: Iran Klaim Bangun Pabrik Senjata di Sejumlah Negara, Strategi Tersembunyi untuk Hadapi Israel?

Langkah Tegas Australia

Selain mengusir Dubes Iran, Australia juga menarik semua staf diplomatnya dari Teheran.

Menteri Luar Negeri Penny Wong mengatakan, upaya ini dilakukan demi menjamin keselamatan staf, operasi Kedutaan Besar Australia di Iran.

Lebih lanjut Pemerintah juga akan menetapkan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran sebagai organisasi teroris, mempertegas sikap keras Canberra terhadap Teheran.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved