Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Korea

Korea Utara Diam-diam Punya Pangkalan Rudal Balistik di Dekat China

Korea Utara diam-diam punya pangkalan rudal balistik antarbenua (ICBM) di dekat perbatasan China. Ini adalah salah satu fasilitas yang dirahasiakan.

Foto: Vladimir Smirnov, TASS
KIM JONG UN - Foto ini diambil dari laman Kantor Presiden Rusia pada Kamis (21/8/2025) memperlihatkan Pemimpin Republik Rakyat Demokratik Korea Utara (DPRK), Kim Jong-un, saat pertemuan Rusia-Korea Utara di Kosmodrom Vostochny, Rusia, pada 13 September 2023. Pada 20 Agustus 2025, Korea Utara dikabarkan memiliki pangkalan rudal rahasia di dekat perbatasan dengan China. 

Para analis menilai, kerja sama ini berbahaya karena teknologi peluncur satelit dan ICBM memiliki banyak kesamaan.

Artinya, semakin canggih teknologi luar angkasa yang diterima Korea Utara, semakin cepat pula kemampuan rudal balistik jarak jauhnya berkembang.

Kesimpulannya, pangkalan rudal di Sinpung-dong hanyalah bagian kecil dari strategi besar Korea Utara.

Dengan fasilitas rahasia seperti ini, ditambah hubungan erat dengan Rusia, Pyongyang semakin menunjukkan tekadnya untuk mempertahankan—bahkan memperkuat—posisinya sebagai negara nuklir.

Situasi ini tentu menambah kekhawatiran bagi kawasan Asia Timur dan Amerika Serikat, yang kini harus menghadapi ancaman nyata dari senjata nuklir Korea Utara.

Jumlah Pangkalan Rudal Korea Utara dan Riwayat Uji Coba Rudal

Meskipun Korea Utara secara terbuka memamerkan rudal dan infrastruktur militernya melalui media resmi seperti KCNA, jumlah pangkalan rudal yang benar-benar "diakui secara resmi" oleh pemerintah Pyongyang sangat terbatas. 

Banyak fasilitas rahasia tetap tidak disebutkan dalam laporan publik atau negosiasi diplomatik.

Ada pun lokasi yang pernah dipublikasikan secara resmi oleh pemerintah Korea Utara yaitu Sakkanmol Missile Operating Base di Provinsi North Hwanghae, Tonghae (Musudan-ri) Satellite Launching Ground, dan Panghyŏn-dong, sebuah kawasan eksklusif milik Pyongyang, di mana Korea Utara melakukan peluncuran perdananya untuk rudal Hwasong-14 pada 2017.

Pada masa pemerintahan Kim Il-sung tahun 1984–1994, Korea Utara melakukan 17 kali uji coba rudal, sebagian besar dari situs Tonghae (Musudan-ri), termasuk sistem SCUD versi Hwasong-5, Hwasong-6, dan Nodong-1. 

Pada 1994, mereka juga menguji rudal jelajah KN-01.

Ketika anaknya, Kim Jong-il, menggantikannya pada 1994-2011, aktivitas uji coba sempat melambat.

Antara 1994 hingga 2002 hanya satu uji coba dilakukan—peluncuran prototipe Taepodong-1 pada 1998.

Namun, pada periode 2003–2009 terjadi lonjakan: 43 uji coba berbagai rudal balistik dan rudal jelajah, termasuk Taepodong-2 yang kemudian dikembangkan menjadi roket Unha-3.

Kemudian pada masa pemerintahan Kim Jong Un sejak 2012, Arms Control Center mencatat Korea Utara melakukan uji coba rudal secara masif.

Dari 2012 hingga 2024, jumlah uji coba yang dilakukan mencapai lebih dari 220.

Angka ini semakin bertambah jika termasuk peluncuran satelit yang menggunakan roket berbasis rudal balistik.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved