Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Netanyahu Sebut PM Australia Anthony Albanese Lemah dan Mengkhianati Israel

Perdana Menteri Israel menyebut Anthony Albanese sebagai "politisi lemah" yang "mengkhianati Israel

Editor: Muhammad Barir
Facebook Perdana Menteri Israel
NETANYAHU BERPIDATO - Foto ini diambil dari Facebook Perdana Menteri Israel memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dalam konferensi pers pada hari Minggu (10/8/2025). Baru-baru ini, Netanyahu menyebut Anthony Albanese sebagai "politisi lemah" yang "mengkhianati Israel dan menelantarkan warga Yahudi Australia". 

Benjamin Netanyahu Sebut PM Australia Anthony Albanese Politisi Lemah dan Mengkhianati Israel

TRIBUNNEWS.COM- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Anthony Albanese sebagai "politisi lemah" yang "mengkhianati Israel dan menelantarkan warga Yahudi Australia".

Postingan di media sosial dari Benjamin Netanyahu merupakan peningkatan terbaru dalam ketegangan antara Israel dan Australia.

Pemimpin Oposisi Sussan Ley mengatakan perkembangan tersebut merupakan "insiden diplomatik yang meresahkan". 

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah melancarkan serangan pribadi yang luar biasa terhadap Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, dengan mengklaim bahwa ia telah "mengkhianati" Israel.

Postingan di media sosial tersebut merupakan peningkatan terbaru dalam ketegangan antara Israel dan Australia, dan antara kedua pemimpin secara pribadi.

"Sejarah akan mengingat Albanese apa adanya: seorang politisi lemah yang mengkhianati Israel dan menelantarkan kaum Yahudi Australia," ujar Netanyahu dalam sebuah unggahan di platform media sosial X.

Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid mengecam Tn. Netanyahu atas serangan pribadinya.

"Hal yang paling memperkuat seorang pemimpin di dunia demokrasi saat ini adalah konfrontasi dengan Netanyahu, pemimpin paling beracun secara politik di dunia Barat," tulisnya di X.

"Tidak jelas mengapa Bibi terburu-buru memberikan hadiah ini kepada Perdana Menteri Australia."

 

Baca juga: HUT RI, Indonesia Kirim 17,8 Ton Bantuan Lewat Udara untuk Warga Palestina

 

 

 

 

"Insiden Diplomatik yang Meresahkan"

Pemimpin Oposisi Sussan Ley turut memberikan tanggapan, dan menggambarkannya sebagai "insiden diplomatik yang meresahkan."

"Terlepas dari partai mana pun yang berkuasa, Perdana Menteri Australia patut dihormati. Namun, rasa hormat itu harus dijunjung tinggi," ujarnya dalam sebuah pernyataan.

"Anthony Albanese telah salah mengelola hubungan internasional sampai-sampai ia kini berada di pusat insiden diplomatik yang meresahkan.

"Ini adalah akibat langsung dari keputusan buruk yang telah diambil oleh dia dan pemerintahannya yang tidak memajukan kepentingan Australia.

"Terserah Anthony Albanese untuk menjelaskan bagaimana dia akan memperbaiki hubungan ini yang kini hancur akibat kegagalan kepemimpinannya."

ABC telah menghubungi kantor Tn. Albanese untuk memberikan komentar.

Tuan Albanese dan Tuan Netanyahu berbicara hampir dua minggu lalu, menjelang pengumuman pemerintah Australia yang akan mengakui negara Palestina di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan September.


Israel mencabut visa

Komentar itu muncul setelah menteri luar negeri Israel mencabut visa bagi perwakilan Australia di Otoritas Palestina, yang dipandang sebagai tindakan balasan atas keputusan Australia untuk mengakui Negara Palestina.

Gideon Sa'ar juga mengutip keputusan pemerintah Australia untuk membatalkan visa bagi tokoh-tokoh Israel yang ingin bepergian ke Australia, termasuk politisi sayap kanan Simcha Rothman, sebagai sesuatu yang "memalukan" dan memicu antisemitisme.

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong menyebut keputusan Israel untuk membatalkan visa perwakilannya di Otoritas Palestina sebagai "reaksi yang tidak dapat dibenarkan", dan pemerintahan Netanyahu "mengisolasi" Israel.

Dewan Eksekutif Yahudi Australia (ECAJ), yang menggambarkan dirinya sebagai badan puncak bagi komunitas Yahudi Australia, telah menyerukan "ketenangan pikiran".

"Sekutu yang memiliki ikatan ekonomi, ilmiah, dan budaya yang luas tidak boleh terlibat dalam perang diplomatik yang mengikis niat baik dan kerja sama yang telah dibangun selama beberapa dekade," ujar Wakil Kepala Eksekutif ECAJ, Alex Ryvchin.

"Orang-orang yang berpikiran tenang perlu mengambil alih situasi ini, jika tidak, akan ada risiko terhadap perdagangan bilateral senilai sekitar $2 miliar, investasi besar-besaran pada perusahaan rintisan Australia, kerja sama keamanan yang vital, serta obat-obatan dan teknologi medis buatan Israel yang kita semua andalkan.

"Ada konsekuensi nyata di sini dan kami ingin melihat negara-negara mengatasi masalah apa pun sebelum keadaan menjadi tidak terkendali."

 

Kicauan Netanyahu di X

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam mitranya dari Australia, Anthony Albanese, sebagai "politisi lemah" pada hari Selasa, di tengah perselisihan yang terus berlanjut antara kedua negara setelah Canberra menyatakan akan mengakui negara Palestina.

"Sejarah akan mengingat Albanese apa adanya: Seorang politisi lemah yang mengkhianati Israel dan menelantarkan orang-orang Yahudi Australia," demikian bunyi sebuah unggahan di akun resmi kantor Netanyahu, X.

 

 


SUMBER: ABC NET, ARAB NEWS

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved