Senin, 29 September 2025

Dari Lombok ke Hiroshima: Kisah Khaerul Fahmi, Petani Sayur Indonesia yang Sukses Besar di Jepang

Khaerul Fahmi sempat merantau ke Jakarta bersekolah, lalu kerja jadi sales promotion boy di mal hingga menemukan jalan hidupnya di Negeri Sakura

Editor: Eko Sutriyanto
Richard Susilo
SAYURAN INDONESIA - Khaerul Fahmi di depan sayuran hasil produksinya di Fukuyama Hiroshima. 

Saat visa magangnya habis, ia kembali ke Indonesia, sebelum akhirnya mendapat kesempatan lagi untuk berangkat ke Jepang dengan visa Tokutei Ginou (Specific Skill Worker) pada awal 2020, tepat sehari sebelum Jepang lockdown karena pandemi.

Di Jepang, hidup Fahmi memasuki babak baru.

Pada 2017 ia bertemu dengan perempuan Jepang dalam sebuah acara pertemuan tahunan orang Indonesia dan Jepang. Dari perkenalan itu, tumbuhlah hubungan yang berujung pernikahan pada 28 Agustus 2021.

Kini, pasangan tersebut menetap di Hiroshima, dan pada 2023 dikaruniai seorang anak.

“Alhamdulillah, anak pertama kami lahir April 2023. Sekarang dia aktif bermain dan sesekali saya ajak ke kebun atau peternakan kecil kami,” katanya.

Baca juga: Kunci Jawaban Prakarya Kelas 7 Halaman 121 Semester 2, Tugas 1: Sayuran Indonesia

Lahirnya Wakai Farm

Awal 2021 menjadi titik balik hidup Fahmi. Bersama mitranya, Wakai-san, ia mendirikan Wakai Farm, sebuah usaha pertanian modern yang fokus mengembangkan sayuran Asia di Jepang.

Sebelum memulai, Fahmi melakukan riset serius.

Selama tiga tahun sejak 2021, ia melakukan penelitian untuk memetakan potensi pasar.

Lebih dari 30 jenis bibit sayuran Asia dikumpulkan dan diuji ketahanan serta kualitasnya di greenhouse berteknologi modern.

Dari hasil uji coba, tersaring 18 jenis sayuran unggulan, termasuk kangkung, kemangi, kacang panjang, dan bayam.

“Tahun 2023, kami mulai produksi penuh. Setahun kemudian, ekspansi penjualan dilakukan. Sekarang sayuran kami sudah masuk ke Asian Halal Mart di Hiroshima, Osaka, Tokyo, bahkan ke supermarket, hotel, kafe, dan restoran di Fukuyama,” jelasnya.

KEDAI SAYUR AA - Suasana Kedai Sayur AA Solo, dekat belakang gerbang kampus UNS di Jl. Kartika No. 5, Jebres, Surakarta, pada 3 Juni 2025. Kedai Sayur AA Solo dijuluki sebagai Superindo-nya mahasiswa UNS, ini 5 alasannya.
KEDAI SAYUR AA - Suasana Kedai Sayur AA Solo, dekat belakang gerbang kampus UNS di Jl. Kartika No. 5, Jebres, Surakarta, pada 3 Juni 2025. Kedai Sayur AA Solo dijuluki sebagai Superindo-nya mahasiswa UNS, ini 5 alasannya. (HO/Dokumentasi pribadi Rini Yuliana, peserta Kentingan Journalism Week 2025)

Menjawab Tantangan Musim Dingin

Menjadi petani di Jepang punya tantangan tersendiri, salah satunya musim dingin.

Biaya operasional meningkat, dan harga sayuran bisa melonjak 2–3 kali lipat.

“Untuk mengantisipasi, beberapa sayuran kami olah menjadi frozen food seperti cabai, daun singkong, dan singkong. Kami juga menanam sayuran Jepang, meskipun tidak terlalu masif,” terang Fahmi.

Konsumen utama Fahmi adalah mahasiswa, pemagang, serta orang Jepang yang penasaran dengan sayuran Asia.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan