Jumat, 3 Oktober 2025

Dituding Buat Iklan Rasis, Perusahaan Jam Arloji Mewah Swatch Minta Maaf ke Publik China

Swatch diktritik warga China karena ampanye iklan yang menampilkan gambar seorang model pria asal Asia Timur dengan ose 'mata sipit'

Penulis: Bobby W
Editor: Febri Prasetyo
Tangkap Layar akun Instagram ofisial Swatch dan Swatch.com
IKLAN RASIS SWATCH - Tangkap layar Iklan Arloji Mewah Swatch yang dinilai rasis oleh warganet di Tiongkok. berikut dengan klarifikasi mereka pada hari Minggu (17/8/2025) 

TRIBUNNEWS.COM - Perusahaan jam tangan mewah Swatch tengah menjadi bulan-bulanan masyarakat China setelah membagikan kampanye iklan bernada rasis di platform online resmi mereka.

Hal ini terjadi setelah mereka mengunggah kampanye iklan yang menampilkan gambar seorang model pria asal Asia Timur menarik sudut matanya ke atas dan ke belakang .

Pose ini menuai kecaman keras terutama dari media sosial China karena Swatch dinilai membuat kampanye rasis dengan pose "mata sipit" tersebut.

Gambar-gambar iklan untuk koleksi Swatch Essentials tersebut pun ramai dikritik oleh warganet Tiongkok pada media sosial seperti Weibo.

Banyak warganet China yang berkomentar bahwa Swatch sengaja melakukan tindakan rasis melalui kampanye ini.

Untuk Menanggapi kontroversi tersebut, pabrikan arloji asal Swiss tersebut akhirnya memberikan klarifikasi pada Minggu (17/8/2025)

Melalui unggahan di akun resmi media sosial mereka, Swatch mengeluarkan permintaan maaf dan menarik iklan yang menampilkan 

Dalam permintaan maaf yang diposting dalam bahasa Mandarin dan Inggris di akun resmi platform media sosial Weibo pada Sabtu, Swatch menyatakan telah "memperhatikan keprihatinan terkini" dan menghapus semua materi terkait di seluruh dunia.

"Kami dengan tulus meminta maaf atas rasa tidak nyaman atau kesalahpahaman yang mungkin ditimbulkan," demikian pernyataan tersebut. Swatch juga memposting permintaan maaf yang sama di Instagram. 

Kasus ini sendiri bukan kali pertamanya bagi merek Barat menghadapi reaksi negatif karena kampanye iklan serupa yang dinilai rasis.

Sebelumnya, Dior dan Gucci juga sempat dikritik karena ujaran rasisme dalam iklan mereka.

Baca juga: Viral Tren di China Anak-anak Direkrut Jadi Kurir Makanan: Lincah, Cepat, dan Murah

Mirip dengan kasus Swatch, iklan yang dibuat Dior dan Gucci juga menampilkan model Asia yang menarik kelopak matanya dalam pose "mata sipit".

Keduanya, seperti yang dialami Swatch, memicu seruan untuk meningkatkan kepekaan budaya dalam pemasaran global.

Saham Swatch Babak Belur

Sebelum mendapat kecaman warganet di Tiongkok, Swatch juga harus dibuat pusing dengan mangsa pasar mereka di Negeri Tirai Bambu.

Masalah yang menimpa Swatch di China tersebut terjadi lantaran munculnya kebijakan tarif timbal balik senilai 39 persen untuk ekspor barang mereka yang diproduksi dari China ke Amerika Serikat.

Hal ini sangat berpengaruh bagi mereka mengingat China menjadi pasar terbesar bagi Swatch Group,

Hanya lewat pemasukan dari China saja, Swatch dapat menghasilkan penjualan bersih 2,63 miliar franc Swiss (sekitar 52,6 triliun rupiah) pada 2023.

Penjualan ini menyumbang 33,3?ri total pendapatan pada 2023.

Pada 2024 sendiri, data dari Reuters menunjukkan bahwa sekitar 27 persen penjualan produk grup Swatch pada tahun lalu berasal dari wilayah China, Hong Kong, dan Macau

Swatch Group sendiri menaungi merek mewah seperti Omega, Longines, Tissot, dan Breguet. 

Meski masih mendapatkan pemasukan yang cukup besar, tren negatif terus melanda Swatch Group di China 

Sepanjang tahun 2024 sendiri, pendapatan Swatch secara keseluruhan telah anjlok 14,6 persen menjadi 6,74 miliar franc Swiss (sekitar 134,8 triliun rupiah) akibat penurunan permintaan di China.

Baca juga: Tarif Resiprokal RI-AS Jadi 19 Persen, Presiden Prabowo: Ini masih Tantangan 

Di dalam laporan keuangan kuartal kedua 2025 lalu, Swatch juga mengakui bahwa pihaknya tengah menghadapi kondisi pasar yang sulit serta masalah permintaan yang melemah untuk barang konsumsi secara keseluruhan.

Sebelumnya pada paruh pertama 2025, grup arloji mewah tersebut melaporkan penurunan penjualan 11,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan mengaitkannya terutama dengan kinerja yang lemah di China.

Menurut media China, pendapatan grosir di pasar China anjlok lebih dari 30% dibandingkan tahun sebelumnya, sebagian disebabkan oleh penutupan toko pihak ketiga, sementara penjualan ritel langsung juga turun 15%.

Pada April tahun lalu, Swatch juga mengakhiri kemitraan selama dua dekade dengan GroupM dari WPP di China dan menunjuk Publicis sebagai agen media utamanya (AOR).

Tak habis dengan masalah tarif yang membuat pemasukan menurun, kini mereka harus dihadapkan dengan iklan mereka yang menjadi bumerang bagi situasi kondisi keuangan mereka

Akibat insiden ini, saham perusahaan Swatch sempat turun hingga 2,7% pada sesi perdagangan awal hari Senin ini (18/8/2025).

Kritik terhadap iklan tersebut pun menjadi kendala terbaru bagi perusahaan yang sahamnya telah turun lebih dari setengah harga awalnya di tahun 2023 ini.

(Tribunnews.com/Bobby)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved