Bantah Klaim Korsel, Adik Kim Jong Un: Korea Utara Tak Pernah Cabut Pengeras Suara di Perbatasan
Adik Kim Jong Un, membantah klaim Korea Selatan yang menyebut Pyongyang telah mencopot beberapa pengeras suara propaganda di perbatasan.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa Korea Utara sama sekali tidak tertarik dengan segala bentuk pendekatan Korea Selatan, termasuk penghentian siaran, latihan militer gabungan, atau upaya dialog lainnya.
“Entah ROK (Republic of Korea) atau Korea Selatan menarik pengeras suaranya atau tidak, berhenti menyiarkan atau tidak, menunda latihan militernya atau tidak, kami tidak peduli dan tidak tertarik," tegasnya.
Pernyataan tersebut menegaskan penolakan tegas terhadap rekonsiliasi antar-Korea yang selama ini diharapkan oleh pemerintahan Lee.
Bahkan dalam komentar sebelumnya, Kim menyebut harapan terhadap perbaikan hubungan sebagai "kesalahan perhitungan paling serius" dan "mimpi palsu".
Respons Korea Selatan
Hingga saat ini, Kementerian Unifikasi Korea Selatan belum memberikan tanggapan langsung atas pernyataan Kim Yo Jong.
Namun, mereka menyatakan akan tetap melanjutkan upaya menuju normalisasi dan stabilisasi hubungan antar-Korea, meski tantangan politik dan militer terus mengemuka.
Sementara itu, hubungan kedua negara kembali diuji menjelang latihan militer gabungan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Korea Utara telah memberikan peringatan keras bahwa mereka akan “menanggulangi dengan tegas” segala bentuk provokasi dari Seoul dan Washington.
Ketegangan Korea Utara dan Korea Selatan
Ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan di sepanjang Zona Demiliterisasi (DMZ) sudah berlangsung sejak lama, dan pengeras suara yang dipasang di wilayah perbatasan menjadi simbol nyata dari perseteruan tersebut.
Sejak era 1960-an, kedua negara mulai menggunakan pengeras suara sebagai alat propaganda dan perang psikologis.
Korea Selatan menyiarkan lagu-lagu K-pop, berita internasional, dan pesan anti-Kim Jong Un, sementara Korea Utara membalas dengan propaganda anti-Seoul serta suara-suara mengganggu seperti lolongan binatang.
Tujuan utamanya adalah memengaruhi moral tentara dan warga di sisi lawan.
Pada tahun 2004, dalam upaya meredakan ketegangan dan memperbaiki hubungan, kedua Korea sepakat untuk menghentikan siaran pengeras suara.
Sebagian besar peralatan pun dinonaktifkan meski tidak semuanya dicabut secara fisik.
Namun, pada 2015, Korea Selatan kembali mengaktifkan pengeras suara setelah seorang tentaranya terluka akibat ranjau darat yang diduga dipasang oleh Korea Utara.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.