Senin, 29 September 2025

Budaya jadi Senjata, Strategi Tiongkok Memperluas Pengaruh di Korea Utara

Strategi Tiongkok di Korea Utara merupakan perpaduan terencana antara kekuatan lunak dan pengondisian psikologis.

Editor: Wahyu Aji
Freepik.com
Bendera Korea Utara - Dengan teknologi, media, pendidikan, dan perdagangan, China disebut secara halus berupaya membentuk ulang kehidupan masyarakat di Korea Utara. 

Tujuannya bukan konsumsi pasif, melainkan pengkondisian budaya. Tiongkok ingin narasinya tertanam dalam kehidupan sehari-hari, secara halus membentuk kembali identitas Korea Utara melalui pengulangan dan keakraban.

Membentuk Persepsi 

Strategi Tiongkok terhadap Korea Utara merupakan contoh nyata dominasi terselubung. Melalui rotasi dosen di Universitas Sains dan Teknologi Pyongyang dan platform daring yang dirancang khusus, Beijing menanamkan kerangka intelektualnya ke dalam sistem pendidikan Korea Utara

Bersamaan dengan itu, integrasi ekonomi semakin mendalam: logam tanah jarang mengalir ke Tiongkok, sementara semikonduktor dan layar mengalir kembali, menyelaraskan standar teknologi Korea Utara dengan norma-norma Tiongkok. 

Peningkatan infrastruktur dan sistem pembayaran terenkripsi semakin memperkuat ketergantungan ini. 

Dengan menoleransi penyelundupan dan menampung tenaga kerja yang dikenai sanksi, Tiongkok menghindari tekanan global sekaligus mempererat.

Langkah-langkah ini bukan sekadar kerja sama; melainkan langkah-langkah terukur untuk membentuk kembali Korea Utara menjadi satelit yang fleksibel dalam lingkup Tiongkok.

Strategi budaya Tiongkok terhadap Korea Utara memadukan kekuatan lunak dengan kontrol perbatasan yang terencana. Alih-alih menghentikan pembelotan secara langsung, Beijing justru menyalurkannya untuk melayani kepentingannya, memanfaatkan tenaga kerja Korea Utara sambil menjaga stabilitas rezim. 

Melalui distribusi media Tiongkok secara massal, Tiongkok membentuk kembali persepsi, mendorong para pembelot untuk menetap di Tiongkok alih-alih menuju selatan. Taktik "aspirasi terkendali" ini secara halus mempromosikan identitas Tiongkok sekaligus memperkuat dominasi perbatasan. 

Tujuannya: menjaga tetap berada di dalam orbit Tiongkok, membatasi paparan mereka terhadap cita-cita demokrasi, dan mengekang potensi pengaruh mereka di luar negeri.

SUMBER

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan